Pencadangan Naik, Laba Perbankan Syariah Melorot
Kinerja perbankan syariah hingga kuartal III 2016 belum menunjukkan hasil yang bagus.
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Kinerja perbankan syariah hingga kuartal III 2016 belum menunjukkan hasil yang bagus. Ini terlihat dari laba bersih per kuartal III 2016 yang turun 6,35% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 465 miliar.
Berdasarkan catatan KONTAN, dari rekapitulasi laporan keuangan 12 bank umum syariah yang telah mempublikasikan laporan keuangan kuartal III 2016 dan laporan bulanan September 2016, penurunan laba disebabkan kenaikan beban operasional yang melebihi pendapatan bunga bersih.
Tercatat beban operasional pada kuartal ketiga tahun ini naik 10,56% year on year (yoy), sedangkan pendapatan bersih setelah bagi hasil hanya naik 7,37% yoy. Salah satu penyebab kenaikan biaya operasional akibat biaya pencadangan bank.
Tercatat, biaya pencadangan bank umum syariah per kuartal III 2016 meningkat 31,94% yoy menjadi Rp 6,01 triliun.
Di saat laba turun, pembiayaan masih naik sebesar 6,94% yoy menjadi Rp 198,27 triliun. Di saat yang sama, rasio pembiayaan bermasalah atau non performing finance (NPF) beberapa bank syariah masih naik.
Bahkan berdasarkan catatan KONTAN, ada beberapa bank yang mencatatkan NPF melebihi ketentuan dari regulator. Seperti Bank Victoria Syariah yang mencatatkan NPF gross per kuartal III 2016 sebesar 11,61% atau naik 505 bps yoy. Selain itu, BRI Syariah yang mencatatkan NPF gross sebesar 5,22% atau naik 32 bps yoy.
Bank Muamalat tercatat masih mempunyai NPF di bawah batas maksimum tapi hampir mendekati batas yaitu 4,43% atau turun 21 bps yoy.