Suku Anak Dalam
Tangisan Merayo dan Pengadangan Perjalanan
Tangisan kencang terdengar dari ruang anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi,
Penulis: Jaka Hendra Baittri | Editor: Fifi Suryani
Laporan wartawan Tribun Jambi, Jaka HB
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Tangisan kencang terdengar dari ruang anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi, pada Jumat (14/10) sore. Tangisan itu berasal dari Merayo Sangul yang masih berumur sembilan bulan, di tangan kanannya menancap infus. Kulit wajahnya, kedua lengan dan kedua betisnya mengelupas seperti luka bakar.
Penyakit ini sudah dirasakan bayi perempuan ini sejak umur satu bulan. Kini umurnya sembilan bulan dan baru dibawa kerumah sakit. Saat hendak dibawa ke rumah sakit Besilo yang merupakan ayah dari Merayo mengatakan dirinya dan keluarga sempat diadang.
Orang-orang yang mengadang katanya memegang kayu dan parang. Namun akhirnya berkat salah satu dari tim yang membawa Besilo keluar menghubungi pihak perusahaan yang sempat konflik dengan mereka, mereka dapat keluar.
Besilo sampai di RSUD Mattaher pada pukul 02.00 dini hari, Jumat (14/10) ini. Merayo langsung mendapat perawatan intensif di ruang anak.
“Kakaknyo dulu jugo pernah,” kata Besilo yang menggunakan kaos dan celana pendek berwarna hijau.
Dia menceritakan anak perempuan pertamanya juga pernah mengalami sakit seperti itu. Hanya saja sembuh setelah dirawat beberapa waktu di rumah sakit di daerah terdekat. Kini penyakit ini jatuh ke anak keduanya.
“Tiba-tiba sakit. Gatal-gatal dan belum mau makan, dipaksoin,” ungkap Besilo.
Diagnosa awal Merayo diduga suspect sindrom Steven Johnson. Hal ini masih dugaan dan perlu pemeriksaan lebih lanjut. Rusli yang merupakan fasilitator kesehatan dari KKI Warsi yang mendampingi mereka, mengatakan kasus Merayo masih didalami.
Dia menceritakan bahwa butuh waktu yang cukup lama untuk keluar dari kawasan Sungai Terap, tempat Besilo bermukim. Belum lagi adanya pengadangan puluhan pekerja HTI dari salah satu PT dengan menggunakan alat berat. Namun setelah negosiasi akhirnya mereka bisa keluar dan sampai di RSUD Mattaher dini hari.
Sementara itu Apriyanto selaku direktur pelayanan RSUD Raden Mattaher mengatakan Merayo masuk jam 10 pagi.
“Iya dari Sungai Terap Kabupaten Batanghari,” katanya.
Dia mengatakan ada indikasi alergi obat pada anak.
“Sudah dilakukan pengobatan oleh dokter anak,” katanya.