Pengungsi Diimbau Waspadai Luncuran Awan Panas Gunung Sinabung

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karo meminta kepada pengungsi yang berada di lokasi penampungan agar tetap mewaspadai luncuran awan panas

Editor: Rahimin
TRIBUN MEDAN/Riski Cahyadi
FOTO DOK - Gunung Sinabung kembali mengeluarkan material vulkanik, tampak dari Desa Sukandebi, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Selasa (24/5/2016). Gunung Sinabung berada dalam status Awas (Level IV), warga dihimbau tidak melakukan aktivitas pada radius 3 km dari puncak, 7 km untuk sekor selatan-tenggara, 6 km sektor tenggara-timur serta 4 km sektor utara-timur laut. TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI 

TRIBUNJAMBI.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karo meminta kepada pengungsi yang berada di lokasi penampungan agar tetap mewaspadai luncuran awan panas erupsi Gunung Sinabung setelah beberapa hari terakhir menunjukkan peningkatan cukup tinggi.

"Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung saat ini terus mengeluarkan semburan debu ke sejumlah daerah, yakni Namantran, Tiganderket dan lainnya," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Jhonson Tarigan dihubungi dari Medan, Selasa (30/8/2016).

Luncuran awan panas tersebut, menurut dia, jangan sampai menimbulkan bencana pengungsi Sinabung dan harus dapat dihindari sehingga tidak menimbulkan jatuhnya korban jiwa.

"Kita tidak ingin terjadi lagi peristiwa-peristiwa sebelumnya bagi pengungsi Sinabung yang berbuat nekat pulang ke desa, dan akhirnya tewas terkena luncuran awan panas," ujar Jhonson.

Ia mengatakan, sejumlah desa yang selama ini dianggap rawan oleh Pemkab Karo dan merupakan daerah lintasan luncuran awan panas, tidak boleh lagi dimasuki pengungsi Sinabung.

Sebab, selama ini masih banyak pengungsi Sinabung yang nakal dan pulang ke Desa dengan alasan melihat rumah, serta kebun yang sudah lama ditinggalkan.

Akibatnya, mereka terkena luncuran awan panas dan semburan debu vulkanik hingga harus dirawat di rumah sakit.

"Pengungsi yang kembali ke desa tidak boleh dibiarkan dan harus dicegah untuk menghindari jatuh korban jiwa," katanya.

Jhonson menyebutkan, beberapa desa yang termasuk dalam kategori zona merah itu hanya berjarak lebih kurang 6 hingga 7 km dari kaki Gunung Sinabung dan daerah tersebut harus dikosongkan.

Seluruh warga yang tinggal di desa yang berbahaya dan rawan bencana itu harus diungsikan ke lokasi yang aman dan jauh dari Gunung Sinabung.

"Pemkab Karo mengungsikan ribuan warga untuk menghindari agar tidak terjadi bencana dan jatuhnya korban jiwa akibat erupsi Gunung Sinabung tersebut," kata mantan kepala bagian humas Pemkab Karo.

Sebelumnya, Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, mengalami erupsi sambil meluncurkan awan panas sebanyak 19 kali, Rabu (24/8/2016).

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sejak pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, terjadi 10 kali luncuran awan panas, tetapi jaraknya tidak teramati karena tertutup kabut.

Namun petugas Pos Sinabung Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana Geologi (PVMBG) mengamati adanya guguran lava pijar sejauh 500 meter ke arah selatan dan tenggara, serta 1.000 meter ke arah tenggara dan timur.

Dalam catatan petugas PVMBG, tercatat telah terjadi 19 kali luncuran awan panas dan 137 kali guguran awan panas sepanjang hari Rabu.

Kondisi itu mengindikasikan aktivitas vulkanik Gunung Sinabung terus menunjukkan peningkatan yang tinggi, terutama peningkatan gempa hybrid yang berpengaruh terhadap pertumbuhan kubah lava.

Dari pengamatan petugas PVMBG, aktivitas vulkanik dengan ditandai meningkatnya kegempaan tersebut menyebabkan kubah lava Gunung Sinabung sudah mencapai 2,6 juta meter kubik.

Sumber:
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved