Pergerakan Rupiah
Rupiah Berpeluang Menguat Pekan Depan
Rupiah kalah unggul di hadapan dollar AS dalam sepekan terakhir. Meski melemah, rupiah masih
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Rupiah kalah unggul di hadapan dollar AS dalam sepekan terakhir. Meski melemah, rupiah masih bergerak dalam rentang stabil. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot, Jumat (19/8), tergerus 0,33% ke level Rp 13.163. Dalam sepekan terakhir, rupiah melemah 0,34%. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan rupiah melemah tipis 0,03% di level Rp 13.119 namun tetap stabil dalam sepekan terakhir.
Nizar Hilmy, Analis PT SoeGee Futures mengatakan, rupiah mengalami tekanan akibat rebound dollar AS pada akhir pekan. Namun, penguatan dollar AS hanya bersifat teknikal setelah mengalami kejatuhan tajam dalam dua minggu terakhir. Pergerakan rupiah pun masih stabil di kisaran Rp 13.000 - Rp 13.200.
Di sisi lain, sentimen dalam negeri mendukung rupiah, terutama respon pasar terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi yang disampaikan Presiden Joko Widodo yakni sebesar 5,3%. Selain itu, penerapan BI 7-Day Repo Rate diharapkan dapat menurunkan suku bunga perbankan. "Rupiah juga masih terjaga oleh derasnya aliran dana ke dalam negeri," kata Nizar.
Sepanjang bulan Juli, jumlah aliran dana masuk baik melalui saham maupun obligasi pemerintah mencapai Rp 26 triliun. Sedangkan dalam tujuh bulan pertama tahun ini menyentuh Rp 130 triliun. "Tetapi rupiah sulit menembus ke bawah Rp 13.000 karena BI sepertimya menjaga nilai tukar rupiah," lanjut Nizar.
Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, meski melemah dalam sepekan pergerakan rupiah masih stabil. "Perkembangan ekonomi dalam negeri cukup positif dengan data neraca perdagangan maupun neraca pembayaran serta inflasi stabil," ujarnya.
Untuk sepekan ke depan, Rully menduga penggunaan BI 7-Day Repo Rate akan mempengaruhi laju rupiah. Konsensus pasar terbelah dengan sebagian mengharap ada penurunan 7-Day Repo Rate. Apalagi Menteri Keuangan Sri Mulyani telah memangkas APBN 2016 hingga Rp 133,8 triliun sehingga berpotensi memperbesar defisit anggaran. Hal tersebut perlu diimbangi dengan pelonggaran kebijakan moneter lantaran dampak pelonggaran moneter baru terasa jangka panjang.
Rully menebak rupiah berpeluang menguat dalam sepekan ke depan jika BI memangkas 7-Day Repo Rate dari level saat ini yakni 5,25%.