Hedonic Treadmill dan Perencanaan Keuangan

Banyak orang yang kerap merasa selalu kekurangan uang. Pendapatan setiap bulan selalu habis

Editor: Fifi Suryani

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Banyak orang yang kerap merasa selalu kekurangan uang. Pendapatan setiap bulan selalu habis tidak bersisa, tak ada yang bisa ditabung atau investasi.

Padahal, bisa jadi sebenarnya pendapatan mereka selalu bertambah saban tahun. Mungkin lima tahun yang silam pendapatannya hanya sekitar Rp 5 juta per bulan.

Saat ini, mungkin penghasilan mereka sudah naik dua kali lipat menjadi Rp 10 juta. Seharusnya, ketika pendapatan naik, mereka memiliki kesempatan untuk menabung atau berinvestasi.

Tapi, meski pendapatan naik, banyak orang akhirnya tetap menghabiskan seluruh uangnya dalam waktu satu bulan. Bahkan, tidak sedikit orang yang pengeluarannya saban bulan selalu lebih besar daripada pendapatan.

Akhirnya, dia terpaksa berutang, misalnya menggunakan kartu kredit. Besar pasak daripada tiang.

Mungkin Anda juga pernah merasakan hal tersebut. Mungkin Anda pernah bertanya-tanya, ke mana saja uang yang Anda dapatkan pergi dan kenapa selama ini sulit rasanya menyisihkan duit untuk menabung. “Banyak orang yang sudah kerja sampai 10 tahun, sama sekali tidak punya tabungan,” tutur Tejasari Asad, perencana keuangan dan Co-Founder Tatadana Consulting.

Kalau hal tersebut terjadi pada Anda, bisa jadi Anda terjebak dalam situasi yang disebut hedonic treadmill.

Belum familiar dengan istilah ini? Istilah hedonic treadmill dikemukakan oleh para ahli psikologi finansial. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan keterkaitan antara kebahagiaan seseorang dengan perubahan dalam hidupnya, terutama terkait dengan uang.

Menurut teori hedonic treadmill, semakin banyak pendapatan seseorang, bukan berarti ia akan semakin bahagia. Di saat yang sama, keinginan dan penilaian orang tersebut juga akan berubah dan bertambah, sehingga tambahan pendapatan yang ia terima akhirnya juga terpakai dan habis.

Jadi, kebutuhan dan keinginan seseorang akan menyesuaikan dengan kondisi keuangan orang tersebut. Karena itu, hedonic treadmill juga kerap disebut hedonic adaptation.

Bila Anda sedang berada dalam hedonic treadmill ini, Anda biasanya bakal kesulitan menyisakan dana untuk tujuan menabung atau investasi. Dana yang Anda dapatkan kerap habis untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Tentu saja, ini tidak baik dari sisi perencanaan keuangan.

Lalu bagaimana agar tidak terjebak dalam hedonic treadmill? Simak terus ulasannya.

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved