Kredit Macet
Harus Tahan Nafsu, Jangan Dipaksa Jika tak Mampu
Menurut Pengamat Ekonomi Jambi, Pantun Bukit adanya fenomena tingginya angka NPL atau sering disebu
Penulis: Muzakkir | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM - Menurut Pengamat Ekonomi Jambi, Pantun Bukit adanya fenomena tingginya angka NPL atau sering disebut kredit macet tentunya sangat buruk sekali bagi dunia perbankan. Fenomena ini harus cepat dihilangkan, jika tidak dihilangkan, bank akan terpuruk dan merugi.
NPL saat ini dirasanya masih standar, sebab minimal NPL itu adalah di angka lima. Tingginya NPL ini lantaran dari 2015 hingga sekarang, perekonomian melambat. Harga buah sawit menurun, begitu juga dengan harga karet.
Melihat tingginya NPL, perbankan harus melakukan beberapa strategi. Diantaranya perbankan harus hati-hati dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat. Pilih sektor mana yang harus dikreditkan.
Jika seandainya meneruskan kontrak, maka teruskanlah yang dianggap bisa untuk bekerja sama. Jika tidak, maka siap-siaplah bank tersebut akan merugi.
Kemudian, masyarakat harus bisa mengerem dan harus menahan nafsu, jika tidak mampu untuk melakukan kredit di bank, maka jangan memaksakan kehendak.
Dalam hal ini, pemerintah juga mempunyai peran untuk menurunkan NPL. Caranya, pemerintah harus memberikan bantuan kepada masyarakat, terutama bagi petani. Sarana dan prasarana terutama jalan untuk petani harus diperbaiki.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/04122015_kredit_20151204_211126.jpg)