Rumah Potong di PTM Bungo Terbengkalai
Bukan hanya soal buruknya pembuangan limbah dan banyaknya pedagang menolak berjualan di sana, namun tak sedikit fasilitas penunjang yang kini terbengk
Penulis: Awang Azhari | Editor: Deddy Rachmawan
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Awang Azhari
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA BUNGO -Pasar Tradisional Modern (PTM) Kabupaten Bungo menjadi catatan merah, karena banyak masalah pasca proyek dengan alokasi anggaran puluhan miliar rupiah ini berdiri di 2015.
Bukan hanya soal buruknya pembuangan limbah dan banyaknya pedagang menolak berjualan di sana, namun tak sedikit fasilitas penunjang yang kini terbengkalai.
Diantaranya rumah potong unggas yang menuai kritikan dari kalangan masyarakat. Kini rumah potong unggas yang berada persis di dekat PTM tak berfungsi, bahkan mengakibatkan areal itu menjadi kumuh.
Sejak berdiri 2014 lalu, seorang pedagang di lokasi PTM Ihwan menyebut belum pernah sama sekali melihat rumah potong itu difungsikan. "Jadi kosong gitu, tidak ada fungsi," katanya Selasa.
Di lokasi, tampak bagian dalam gedung hanya dipenuhi kardus-kardus bekas. Kemudian pintu ditutup secara permanen menggunakan papan dan kayu.
Pedagang sendiri akhirnya melakukan pemotongan unggas di dalam areal PTM, hasilnya dapat diterka, limbah darah bekas potongan mengenang dan menimbulkan bau tak sedap.
Dikonfirmasi soal ini, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bungo, Saiful Azhar melalui Kepala Bidang Peternakan, Enggar menyebut sebenarnya bangunan itu dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan. Sehingga ia menapik kalau uang hampir Rp 900 juta untuk bangunan itu mubazir.
"Masalahnya bukan kami menghalangi, tapi pendagang sendiri yang menolak untuk menggunakannya," jelas Enggar.
Diakui ada beberapa kekurangan seperti penerangan, hal ini kata Enggar yang dijadikan alibi oleh pedagang untuk menolak melakukan pemotongan hewan di sana.
"Alasan mereka karena tidak ada listrik, jadi menolak untuk menempatinya," pungkas Enggar.