Dilaporkan Mantan Suami sudah Meninggal, Asmarni Terkejut Kartu BPJSnya tak Aktif Lagi
Asmarni (46) kaget bukan kepalang, setelah mengetahui status kepesertaan BPJS kesehatan
Penulis: Herupitra | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Asmarni (46) kaget bukan kepalang, setelah mengetahui status kepesertaan BPJS kesehatan yang dimiliknya sudah tak lagi aktif. Dirinya yang masih hidup, terdata di BPJS dinyatakan sudah meninggal dunia.
Temuan itu terjadi ketika Guru SD warga Desa Tanjung ini hendak mengobati keluhan penyakit yang dideritanya di Puskesmas Kecamatan Bathin VIII, Senin (29/2).
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, dia pun melakukan penyelesaian administrasi. Namun saat menyodorkan BPJS, oleh petugas status kartu kepesertaan BPJS kesehatan yang dimilikinya dinyatakan tak lagi aktif alias mati.
“Saya sangat terkejut, saat perawat puskesmas men-searching nomor identitas peserta saya, kok kartu saya dinyatakan sudah tidak aktif lagi. Udah itu, di situ diterangkan saya sudah meninggal dunia,” terang Asmarni.
Tak percaya apa yang disampaikan petugas puskemas, dirinyapun langsung menuju kantor BPJS Cabang Sarolangun, guna memastikan hal itu. Oleh petugas BPJS, kartu kepesertaan Asmarni di-print out.
“Hasil print out, memang saya dilaporkan telah meninggal pada bulan enam tahun 2014,” kata Asmarni seraya memperlihatkan hasil print out yang didapatkannya dari pihak BPJS.
Dia mengatakan, terakhir kali dia menggunakan kartu BPJSnya pada 2013 lalu. Setelah itu baru kemarin lagi dia mempergunakan jaminan kesehatannya itu.
“Saya memang jarang sakit. Jadi sudah lama saya tak menggunakan kartu BPJS saya,” jelasnya.
Diungkapkannya, setelah ditelusurinya ternyata yang melaporkan dirinya telah meninggal adalah mantan suaminya, Ahmad Nisor yang saat ini menjabat sebagai Kepala SMP Satu Atap di Limun. Keikutsertaan BPJS-nya kini diganti oleh istri muda mantan suaminya atas nama Mahdalena.
“Saya memang sudah cerai secara agama, tapi secara hukum memang belum,” tuturnya.
Tak terima apa yang dialaminya, Asmarni langsung melaporkan hal itu ke Dinas Pendidikan (Disdik) Sarolangun. Dan diapun melaporkan kasus tersebut ke pihak berwajib.
“Ya, saya sudah melaporkan kasus ini ke Polres Sarolangun. Diterima, tapi disuruh sabar menunggu. Karena keterangan polisi, kasus ini rumit dan bakal banyak yang terlibat,” katanya seraya menyebutkan nomor laporannya ke polisi SPPL/34/II/2016/JAMBI/RES SRL.
Kapolres Sarolangun, AKBP Budiman melalui Kasat Reskrim, AKP Buheri dikonfirmasi sore kemarin mengatakan belum menerima adanya laporan terkait hal itu.
“Ini saya sudah di ruangan piket, tidak ada laporan tersebut,” singkatnya.