Galian C Resahkan Warga

Setiap kali melintas di jalan Ancol ke arah Kasang, aku biso menemukan belasan truk yang bergantian ngisi pasir

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: bandot
TRIBUNJAMBI/TOMMY KURNIAWAN
Aktivitas galian C tambang pasir di wilayah Kota Jambi, Rabu (3/2) 

TRIBUNJAMBI.COM JAMBI - Aktivitas pertambangan tanah atau galian C di wilayah Kota Jambi sampai saat ini banyak dijumpai. Ternyata, aktifitas yang cukup lama dilakukan sejumlah perusahaan cukup meresahkan warga.

Tak hanya aktivitas yang mengancam kerusakan lingkungan akibat pengerukan tanah yang berlebihan, tetapi juga aktivitas pengangkutan yang menjadi persoalan yang tak kunjung usai.

"Masih mudah dijumpai pengangkut hasil galian pasir disini. Akibatnya, air yang biasa digunakan masyarakat untuk mandi harus rusak. Selain itu banyak juga yang melanggar peraturan lalu lintas.

Baik mengenai tonase maupun aturan kendaraan bermuatan lainnya," kata Adil, Warga Kasang, Jambi Timur.

Menurutnya, aktivitas pertambangan galian C di kawasan Ancol tersebut sudah berlebihan. "Setiap kali melintas di jalan Ancol ke arah Kasang, aku biso menemukan belasan truk yang bergantian ngisi pasir," ungkapnya.

Dia menilai aktivitas galian C sejak bertahun-tahun lamanya itu sudah berlebihan. Bekas galian C yang berada di sungai Batanghari juga sudah terlalu dalam.

Parahnya, area sawah yang tidak ditambang ikut dirugikan, lantaran permukaan tanah yang sudah tidak seimbang.

"Iya memang tambangnya disitu, tapi pengaruhnya juga sampai ke Kasang sana, mereka melakukan pencetakan sawah jadinya terganggu," katanya.

Hal senada juga dikatakan, Randu, warga yang tinggal didekat wilayah aktifitas galian C ini pun mengeluhkan para perusahaan yang terus melakukan aktifitas hampir 24 jam.

"Sungai jadi keruh sampai ke pinggir. Heran jugo biso sampai ditengah kota orang tu," katanya.

Ia pun berharap pemerintah setempat secepatnya menindak tegas terhadap perusahaan galian C untuk segera ditutup. Karena beberapa warga sudah cukup resah dengan aktifitas tersebut.

"Suruh lah pindah, panjang sungai batangahari ni, mesti nian disini yo," kata Randu.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved