Misterius, Mobil Ini Sudah Terparkir di Sarinah Sejak Sebelum Aksi Teror
Di bagian dashboard mobil ada sarung, kopiah berwarna cokelat, dan sajadah berwarna hijau.
TRIBUNJAMBI.COM - Pemilik Mobil Grand Max Silver Berplat nomor B 2743 PZ masih misterius.
Sampai Senin (18/1/2016), belum diketahui siapa pemilik mobil yang terparkir di luar area parkir Sarinah saat insiden teror yang terjadi Kamis (14/1/2016).
Pantauan tribunnews.com Senin (18/1/2016), mobil tersebut terparkir di seberang kantor Direktorat Perawatan Tahanan dan Barang Bukti Polda Metro Jaya.
Sebuah garis polisi berwarna kuning dipasang mengelilingi bagian depan mobil.
Mobil berada dalam kondisi mulus tidak ada bekas tabrakan atau bolong bekas tembakan di setiap sudutnya.
Begitu juga dengan kondisi ban yang masih melingkar sempurna.
Apabila dari jarak dekat, maka dapat melihat apa yang ada di dalam mobil berwarna silver tersebut.
Di bagian dashboard mobil ada sarung, kopiah berwarna cokelat, dan sajadah berwarna hijau.
Selain itu, masih di bagian sama di dekat stir mobil ada koran Tempo.
Sementara itu, di dalam mobil terlihat rapi karena tidak ada barang-barang berserakan di tempat itu.
Sedangkan di area tempat duduk di tengah dan di bagian belakang tidak dapat terlihat sebab kaca mobil tersebut sangat gelap.
Ini menghalangi seseorang untuk melihat pemandangan di dalam.
Terdapat stiker berlogo Mabes Polri di sisi kiri kaca mobil bagian depan.
Mobil Gran Max berplat B yang diduga digunakan para pelaku teror di Thamrin, Jakarta Pusat hingga saat ini masih terparkir dan diamankan di Polda Metro Jaya sejak Jumat (15/1/2016).
Keberadaan mobil ini dicurigai karena mobil terparkir di tempat kejadian perkara sebelum dan setelah kejadian teror yang menewaskan delapan orang dan puluhan lainnya luka-luka.
"Mobilnya saya amankan di Polda. Mobil kami curigai karena di parkir di sana dari pagi. Kami masih cek keterkaitannya, STNK mobil sudah kami dapatkan," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti pada Tribunnews.com, Minggu (17/1/2016) malam.
Krishna menambahkan pihaknya masih mendalami dan berupaya melakukan pengecekan dengan memeriksa pemilik mobil mengenai mengapa mobil berada disana, siapa yang membawa dan apa keperluannya.
Terpisah, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane berpesan Polri harus mencari tahu, siapa tim pengantar dan siapa tim penjemput para pelaku serangan teror di Jl Thamrin.
Dikatakan Neta, mustahil jika para pelaku tiba-tiba muncul tanpa diantar dan dibiarkan tanpa dijemput usai melakukan misinya.
Tidak hanya itu, IPW juga memberi apresiasi pada kinerja Polri dalam mengatasi serangan teror di Jalan MH Thamrin.
Namun, IPW berharap Polri mencermati CCTV dan semua rekaman gambar di sekitar TKP untuk mencari tahu kapan rombongan pelaku tiba dan apakah ada tim penjemput untuk membawa (escape) para pelaku dari TKP setelah melakukan serangan.
Walaupun teror ini merupakan aksi bom bunuh diri, tapi sangat mustahil jika para
pelaku dibiarkan datang sendiri dan tidak disiapkan tim
penjemput.
Apalagi polisi sudah menyebutkan ada mobil berplat B yang diduga mengantar para pelaku.
"Pertanyaannya mobil itu milik siapa? Dengan terlacaknya tim pengantar dan tim penjemput akan makin mudah bagi Polri untuk membongkar jaringan teroris super nekat ini," ujarnya.