IHSG
Menanti Kado Natal di Pasar Modal
Bersiaplah mereguk keuntungan dari pasar modal menjelang akhir tahun ini. Aksi window dressing berpotensi terjadi mulai
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Bersiaplah mereguk keuntungan dari pasar modal menjelang akhir tahun ini. Aksi window dressing berpotensi terjadi mulai pekan pertama Desember. Manajer investasi, emiten dan asuransi bakal mempercantik kinerja mereka sebelum tutup tahun, sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melambung.
Nah, saham-saham berfundamental baik dan yang valuasinya murah bisa menjadi pilihan utama, menunggangi momentum window dressing.
Lucky Bayu Purnomo, Analis LBP Enterprises, mengatakan, berdasarkan hitungan teknikal, ada kemungkinan IHSG terkerek naik hingga 4% akibat aksi window dressing. Secara historis, pada tahun 2012-2014 terjadi window dressing sebesar 4,9%.
Namun, tahun ini, aksi window dressing diperkirakan tak akan sekuat tahun-tahun sebelumnya.
Tapi, ada kemungkinan kenaikan IHSG bisa lebih tinggi lagi. "Jika IHSG bisa menyentuh 4.650 karena window dressing, penguatan IHSG yang bakal berlanjut menjadi January Effect," ujarnya, Jumat (20/11).
David Sutyanto, Analis First Asia Capital mengatakan, ada beberapa agenda penting yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG bulan Desember. Misalnya, keputusan bunga ECB pada tanggal 3 Desember dan rapat FOMC pada 16 Desember. Itu menjadi saat yang menentukan kenaikan suku bunga The Fed (Harian KONTAN, 9 November 2015).
David bilang, meski suku bunga The Fed berpotensi naik, window dressing diperkirakan tetap terjadi. Emiten dan manajer investasi perlu memoles portofolio mereka yang banyak turun sepanjang tahun. "Lagipula, spekulasi soal The Fed sudah usai," kata dia.
Menurut Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Securities, pasar akan mulai sepi dari sentimen window dressing menjelang tanggal 20 Desember mendatang. Para fund manajer asing kemungkinan sudah tidak bertransaksi. Lucky mengingatkan, tenggat akhir window dressing adalah 22 Desember.
Jadi, investor harus memanfaatkan momentum akumulasi beli sebelum tenggat tersebut.
Andrew Argado, Kepala Riset Recapital Securities, menambahkan, masih ada hal yang menjadi perhatian investor selain The Fed, misalnya soal pertumbuhan ekonomi China yang berpengaruh ke bursa Asia.
Nah, sebaiknya investor mulai menelusuri saham-saham yang bisa memberikan cuan hingga akhir tahun. Para analis merekomendasikan fokus ke empat sektor, yakni, sektor perbankan, konsumer, infrastruktur, dan properti.
Lucky memberi contoh, carilah saham-saham yang kinerjanya masih di atas IHSG, dengan valuasi murah. Misalnya, saham bank, yakni BMRI, BBRI dan BBNI. Jika mau saham sangat murah misalnya, pertambangan, Lucky menyarankan investor agar hati-hati dan jangan membenamkan seluruh dana. Saham tambang yang masih bisa dilirik adalah ANTM.
Edwin lebih memilih mencermati kinerja emiten LQ-45 sepanjang sembilan bulan. Kinerja itu membuktikan, ada 15 saham yang fundamentalnya masih tahan guncangan.
Misalnya saham ADHI,PTPP, WSKT, AKRA, JSMR, ICBP, UNVR, BBCA BBTN, CTRA, SMRA dan BSDE.
David mengatakan, investor bisa mulai menambah porsi investasi di saham-saham unggulan. Momentum puncak window dressing kemungkinan di pekan pertama hingga kedua Desember. Ayo, ambil kado Natal dari pasar modal.