Waduh, Jembatan Kayu Ini Nyaris Rubuh
Warga tak berani menyeberang, takut jatuh ke sungai.
Penulis: edijanuar | Editor: Duanto AS
SUNGAIPENUH, TRIBUN – Pengendara kendaraan roda dua yang akan menyeberangi jembatan kayu Sungai Batang Merao di Desa Tanjung, Kecamatan Hamparan Rawang, Kota Sungaipenuh, terpaksa berbalik arah.
Warga khawatir jembatan ambruk lantaran posisinya semakin miring. Warga terpaksa mencari jalan lain yang berjarak tempuh lebih jauh, untuk menyeberang sungai. Kondisi itu sudah berlangsung cukup lama.
Selain karena tidak ada perbaikan dari Pemerintah Kota Sungaipenuh, kondisi jembatan semakin parah karena sampah banyak yang tersangkut di tiang penyangga. Pohon dan benda-benda besar lain pun ikut tersangkut. Akibatnya tiang tertarik ke hilir karena tidak sanggup menahan beban yang terseret arus sungai. Jika tidak segera diperbaiki, dikhawatirkan, jembatan akan hanyut terseret arus.
Pengendara yang melintas di Tanjung, Fendry, mengatakan terpaksa berbalik arah karena tidak berani melintasi jembatan kayu. "Kondisi sudah miring, kalau dilalui sepeda motor takut ambruk," terangnya, Kamis (19/11).
Untuk menghindari risiko tersebut, dia memilih melewati jalan lain yang lebih jauh. "Semoga dalam waktu dekat ini bisa segera dilakukan perbaikan," harapnya.
Tokoh masyarakat Tanjung, Yahya Firdaus, mengaku khawatir melihat kondisi jembatan. Apalagi jembatan itu masih dilalui warga yang berjalan kaki, terutama anak sekolah.
"Apa harus menunggu jatuh korban dulu baru diperbaiki. Bagaimana jika jembatan ambruk saat dilewati anak-anak sekolah, tentu bisa sangat berbahaya. Apalagi Batang Merao terus meningkat saat musim hujan seperti sekarang ini," katanya.
Dia berharap pemda segera memperbaiki, minimal membangun jembatan semi permanen. "Fungsi jembatan ini sangat besar. Disamping jalur transportasi, jembatan ini juga dimanfaatkan warga membawa hasil pertanian," tegasnya.
Informasi yang dihimpun Tribun, Pemkot Sungaipenuh sempat berencana membangun jembatan gantung untuk menggantikan jembatan kayu. Namun pembangunan terkendala. (eja)