Jambi Kabut Asap
Bicara Asap Melalui Diam
Sudah dua bulan Jambi diselimuti asap dan sudah dua bulan udara Jambi beracun.
Penulis: Jaka Hendra Baittri | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM - Sudah dua bulan Jambi diselimuti asap dan sudah dua bulan udara Jambi beracun. Terakhir Indeks Standar Pencemaran Undara (ISPU) Kota Jambi mencapai angka 300 untuk rerata 24 jam dari Minggu (18/10) hingga Senin (19/10) pukul 15.00. Keadaan ini memancing banyak pergerakan melawan asap di Jambi, salah satunya #jambiberasap.
#jambiberasap melakukan serangkaian gerakan yang cukup populer bernama freeze mob. Acara ini mengajak berbagai komunitas anak muda di Jambi untuk bersuara melalui diam. Mereka berdiri di tengah jembatan Gentala Arasy dan membeku.
Sekitar enam puluh lebih pemuda yang terbagi dalam komunitas-komunitas di Jambi mematung setelah terdengar suara sirine selama 30 detik. Satu per satu mematung dan bergaya dengan sesukanya. Rendi berjalan dari tikungan pertama Gentala Arasy ke arah jam Gentala Arasy, memotreti satu per satu.
"Bebaskan kami dari asap," tulisan dalam salah satu karton yang dipegang peserta.
Di sisi lain ada yang menulis, Kami rapuh pak!! Ini paru-paru bukan insang #jambiberasap. Tertulis akun pemilik lertaa @aris_jangkung.
Menurut Hendra, salah satu bagian dari gerakan #jambiberasap acara ini bertujuan untuk menyampaikan suara soap asap dengan cara yang berbeda. "Kita sudah terlampau lama diam. Delapan belas tahun asap menjadi musim tersendiri di Jambi dan kita kebanyakan hanya mengeluh di sosial mesia sendiri-sendiri," katanya sembari melepas maskernya, pada Minggu (18/10).
"Jadi kita melawan dengan diam dan kata-kata," ungkapnya.
Dalam gerakan ini ia berharap wadah #jambiberasap ini dapat menyebarkan informasi bahwa Jambi juga termasuk Indonesia. Jambi juga sedang dalam keadaan darurat dan semua wilayah yangbterkena asap harus diperhatikan.
"Kita butuh solusi permanen dan berharap tekanan dari luar Jambi juga muncul," katanya.
Andhika Ullya Tovano salah satu bagian dari #jambiberasap dan dari komunitas Jambi Movie Freakers Community mengatakan selain mengungkapkan keluhan dengan cara berbeda ia juga mau menyatukan komunitas anak muda di Jambi.
Selain itu ia mengatakan cara freezemob ini agak berbeda. "Kita bicara melalui diam," katanya.
"Karena sudah banyak yamg demonstrasi teriak-teriak toh juga tidak didengar oleh pemerintah. Mending kita diam tapi bersuara," ungkapnya.
#jambiberasap akan melaksanakan freeze mob ini dua kali lagi pada akhir pekan. "Minggu besok tanggal 25 kita juga gabung freezemob bersama clean up day yang digagas oleh komunitas kolaborasi," katanya.
Freeze mob dapat diartikan sebagai aksi mematungkan diri secara beramai-ramai. Aksi mematungkan diri ini diikuti banyak komunitas seperti mataponsel, IGers, Stand up Comedy Jambi, Bara Api, Sahabat Ilmu Jambi, PCMI, Kolaborasi, Jambi Movie Freaker community dan lainnya.
Selain itu ada pula komunitas Jambi Reptil Community, Jambi Musang Lover dan dan komunitas pencinta reptil lainnya. "Anak-anak muda itu harus bersuara," kata Budi, salah satu pengurus Jambi Musang Lovers.
Dani dari kolaborasi yang ikut freeze mob mengapresiasi positif acara ini. "Dengan adanya acara ini masyarakat tahu kalau anak muda Jambi juga peduli," ungkapnya. (*)