Ibadah Haji
170 JCH Jambi Gabung Palembang
Rombongan Jemaah Calon Haji Jambi yang masuk dalam Kelompok Terbang (Kloter) 16, berhasil diberangkatkan
Penulis: Rian Aidilfi Afriandi | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Rombongan Jemaah Calon Haji Jambi yang masuk dalam Kelompok Terbang (Kloter) 16, berhasil diberangkatkan melalui bandara Sultan Thaha, Jambi pada Rabu (9/9) dinihari. Namun untuk kloter selanjutnya, sebagian JCH terpaksa dialihkan melalui Palembang, Sumatera Selatan.
Kondisi ini dilakukan setelah kabut asap semakin tebal dan membuat pesawat pengangkut JCH tak bisa mendarat seluruhnya. Kurang lebih 170 JCH bergabung dengan JCH Palembang berangkat melalui Bandara Sultan Mahmud Badaruddin langsung menuju Jeddah.
Kasubbag Humas Haji, Sumatera Selatan, Syaefuddin membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, baru mendapat info mengenai pemberangkatan JCH Jambi via darat ke Palembang sekitar tengah malam.
"170 JCH Jambi sampai di asrama haji Palembang sekitar pukul 07.00 WIB, berangkat menggunakan empat bis dan sudah bergabung pula dengan JCH Palembang di asrama haji." katanya ketika dikonfirmasi Tribun via Telpon, Kamis (10/9).
Ia mengatakan, sekitar pukul 09.17 WIB, JCH Jambi dan Palembang berangkat dari Bandara Palembang menuju Jeddah. "Meski kondisi berasap, tapi masih bisa di tolerir untuk pemberangkatannya," ujarnya.
Ditambahkannya, pihaknya siap membantu dan mendampingi JCH Jambi jika memang mengalami kendala saat penerbangan melalui bandara Sultan Thaha Jambi.
Syaefuddin mengimbau kepada CJH Jambi untuk menjaga kesehatan dalam perjalanan menuju Palembang, karena perjalanan yang cukup panjang dan kondisi udara yang berasap. "Tetap ikuti arahan dari tim dokter, kurangi aktivitas di luar ruangan dan tetap gunakan masker hingga sampai tujuan," katanya.
Sementara itu, di Bandara Hang Nadim Batam, sekitar 10 penerbangan, diantaranya sembilan penerbangan domestik, dan satu penerbangan internasional dinyatakan batal oleh Kabag Umum Bandara Hang Nadim Batam, Suwarso.
"Karena sempat mengalami kondisi jarak pandang yang rendah sekitar 1000 meter, terpakssa penerbangan dibatalkan," uajrnya kepada Tribun via telepon, Kamis (10/9) kemarin.
Namun untuk penerbangan para JCH tidak mengalami kendala.
Philip, Prakirawan BMKG Batam menyatakan, jarak pandang sekitar pukul 15.50 WIB sekitar 1.500 sampai 2.000 meter, termasuk sangat sulit untuk melakukan penerbangan dan pendaratan.
"Meski tadi siang, jarak pandang sekitar 5.000 sampai 7.000 meter dan turun menjadi 1.500 meter. Tapi tergantung pihak maskapai untuk melakukan penerbangan, karena mereka punya standar jarak terbang sendiri," ujarnya.