Yayasan Setara Dampingi Petani Tanjabbar Dapatkan Sertifikasi RSPO
Besarnya potensi perkebunan kelapa sawit di Tanjung Jabung Barat khususnya di Kecamatan Merlung dan Renah Mendaluh, coba dimanfaatkan lebih produktif.
Penulis: Awang Azhari | Editor: Nani Rachmaini
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Awang Azhari
TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL - Besarnya potensi perkebunan kelapa sawit di Tanjung Jabung Barat khususnya di Kecamatan Merlung dan Renah Mendaluh, coba dimanfaatkan lebih produktif.
Selama ini tingginya aktivitas perkebunan kelapa sawit termasuk yang dikelola masyarakat secara swadaya, berdampak kurang baik terhadap lingkungan.
Ini disebabkan minimnya informasi dan pengetahuan petani terhadap pengelolaan kelapa sawit, akibatnya aspek terhadap keselamatan serta pencemaran cendrung terabaikan.
Lebih riskan lagi, untuk meningkatkan hasil petani selalu menggunakan cara perluasan lahan, tidak dengan cara peningkatan produksi atau intensifikasi.
Karena itu, kondisi seperti ini harus segera mendapat pendampingan agar petani memahami secara persis bagaimana berkebun dengan juga memperhatikan lingkungan.
Ini yang sedang digarap oleh Yayasan Setara Jambi, mereka mendampingi forum petani swadaya Merlung - Renah Mendaluh, agar pola pengelolaan perkebunan bisa lebih baik.
Kamis (10/9) berlokasi di sebuah hotel di Kuala Tungkal, Yayasan Setara Jambi mulai menjalankan agenda pendidikan bagi petani, dengan melibatkan lebaga-lembaga formal seperti pemerintah daerah.
Direktur Yayasan Setara Jambi, Rukaiyah Rafiq menyebut, bahwa tujuan dari agenda Setara adalah peningkatan ekonomi dan sosial bagi petani, karena itu didorong untuk sertifikasi RSPO (Roundtable Sustainable Palm Oil).
"Manfaatnya bagi petani yang terlibat Sertifikasi RSPO, pasar akan lebih terbuka, petani-petani adalah pabrik milik pasar internasional, bargaining posisi petani swadaya lebih baik," kata Rukaiyah.
Selain itu petani dua kecamatan itu nanti akan dilibatkan dalam pertemuan-pertemuan global mengenai kelapa sawit berkelanjutan. "Sehingga membuka peluang investasi langsung kepada petani swadaya koperasi, oleh investor internasional," pungkasnya. (*)