Ibadah Haji
Jika Penerbangan Terganggu, JCH Jambi Terpaksa Lewat Palembang
Tebalnya kabut asap yang melanda Jambi ternyata berimbas pada pemberangkatan
Penulis: Awang Azhari | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL - Tebalnya kabut asap yang melanda Jambi ternyata berimbas pada pemberangkatan Jemaah Calon Haji (JCH). Hingga saat ini pihak-pihak terkait masih membahas persoalan ini, termasuk pengalihan pemberangkatan jika memang diperlukan.
Kepala Kantor Kementrian Agama Tanjung Jabung Barat, H Sulaeman menyebut bahwa JCH akan tetap lewat Jambi seperti rencana awal, meski saat ini sejumlah penerbangan dibatalkan karena kabuat asap. Alasannya karena tidak ada waktu lagi untuk merubahnya.
"Tetap lewat Jambi, waktu sudah mendesak," katanya kepada Tribun, Kamis (3/9).
Untuk mengambil langkah-langkah lebih lanjut, seperti penundaan atau ada pengalihan rute, menurutnya menjadi kewenangan Kanwil Provinsi Jambi secara penuh.
"Kewenangan kami cuma mengantarkan Calhaj dari Tungkal ke Jambi, untuk selanjutnya seperti apa bukan lagi wewenang kami. Tinggal bagaimana usaha Kanwil untuk mencarikan solusinya," urai dia.
Terkait opsi lewat Padang Jika itu keputusan Kanwil maka bisa saja dilakukan, cuma kata Sulaeman pertanyaannya memungkinkan atau tidak.
"Itu dia kira-kira memungkinkan atau tidak dengan waktu yang sudah mepet ini. Kalau dipindah ke barat, transportasi itu kan ditender, ada biaya lagi," pungkasnya.
Sementara itu pihak Panitia Penyelenggara Pemberangkatan Haji (PPPH) Provinsi Jambi saat ini masih tengah melakukan pembahasan terkait langkah-langkah untuk mensiasati pemberangkatan JCH yang dijadwalkan akan mulai 9 september 2015 mendatang.
Kepala Kantor Kementrian Agama Provinsi Jambi (Kanwil Kemenag) saat dikonfirmasi mengatakan, kondisi kabut asap yang dalam beberapa hari terakhir terus memburuk cukup menghawatirkan akan mengganggu aktifitas pemberangkatan para JCH. Namun, pihaknya belum bisa memastikan langkah apa saja yang akan diambil jika sampai kabut asap terus seperti ini.
"Ini masih kami bahas, sekarang saya masih di asrama haji. Kalau asap seperti ini sesak napas juga mikirnya," kata Taher Rahman, Kakanwil Kemenag Provinsi Jambi dikonfirmasi Tribun, Kamis (3/9) malam kemarin.
Namun, kata Taher pihaknya masih melakukan kordinasi dengan pihak pemerintah Provinsi Jambi terkait langkah strategis apa yang akan diambil. Namun, jika memang kondisi benar-benar tidak dimungkinkan, proses pemberangkatan haji kemungkinan akan dialihkan lewat darat menuju Palembang.
"Ini masih kaji-kaji buruk, belum pasti karena masih dibahas dan itupun biayanya pasti jadi lebih mahal. Tapi kita berharap tidak sampai separah itu, kita juga kordinasi terus dengan asisten II Pemprov Jambi termasuk BMKG karena kalau malam jarak pandang lebih jauh. Kalau untuk landing mungkin masih bisa, tapi untuk mendaratnya agak susah," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk pemberangkatan JCH pihaknya harus berhati-hati dan melakukan persiapan dengan sebaik-baiknnya. Terlebih maksapai Arab Saudi yang akan mengangkut JCH dari Batam menuju bandara Internasional King Abdul Aziz menginginkan untuk pemberangkatan bisa dilakukan tepat waktu.
"Mereka tidak mungkin menunggu, kalau 30 menit mungkin masih bisa ditolerir, kalau lebih dari satu jam tidak mungkin. Itu yang kita pikirkan juga. Kalau lewat laut akan lebih sulit dengan kondisi kabut asap. Alternatifnya menggunakan jalur darat ke Palembang, dari Palembang ke Batam," katanya.
Lebih lanjut ia juga mengatakan, Kanwil Kemenag Provinsi Jambi telah melayangkan surat edaran kepada setiap Departemen Agama di tiap kabupaten kota untuk mengajak para jemaah melakukan Qunut Nazilah setiap Jumat.
"Kita mengajak para jemaah untuk Qunut Nazila pada setiap selesai salat Jumat supaya proses pemberangkatan jemaah bisa berjalan lancar," pungkas Taher Rahman.