Tergiur Penghasilan Pengendara Go-Jek
Ratusan orang rela mengantre sambil berpanas-panasan di area rumah toko di Jalan Woltermonginsidi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Ratusan orang rela mengantre sambil berpanas-panasan di area rumah toko di Jalan Woltermonginsidi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (29/6/2015) siang. Mulai dari pengojek pangkalan, pengangguran, hingga sarjana rela berdiri dan berdesak-desakkan menjadi driver atau pengendara Go-Jek.
Mereka mengaku tergiur dengan cerita rekan, kerabat dan keluarga mengenai penghasilan pengemudi Go-Jek yang relatif besar dibandingkan pengojek pangkalan.
Salah satu yang berminat menjadi pengendara Go-Jek adalah Gusti. Pemuda yang juga sarjana ini mengaku ingin menjadi driver Go-Jek untuk menambah penghasilannya.
"Saya juga punya usaha, juga kerja freelance, ya lumayan kalau ada tambahan jadi (pengendara) Go-Jek," ujarnya.
Selain penghasilan tambahan, fleksibilitas waktu sebagai driver Go-Jek juga membuatnya tertarik. Ia mengaku bisa kapan saja melayani pelanggan Go-Jek, ataupun tidak melayani.
Herman, pendaftar driver Go-Jek lainnya mengaku tertarik cerita temannya yang mengantongi penghasilan Rp 3 sampai Rp 4 juta lebih per bulan.
"Kalau hanya di pangkalan kan pendapatan enggak bakal sampai segitu, apalagi harus antre sama pengojek lainnya," tutur warga Mampangprapatan ini.
Go-Jek merupakan aplikasi ciptaan perusahaan lokal bernama PT Go-Jek Indonesia. Selain transportasi ke tempat tujuan, Go-Jek menyediakan jasa lain berupa pengantaran serupa kurir dan jasa belanja dengan nilai maksimal Rp 1 juta.
Aplikasi Go-Jek diunduh hingga puluhan ribu pengguna ponsel Android. Peminat bisa mengunduh aplikasi Go-Jek dari ponsel dengan sistem operasi Android untuk Google Play atau iOS untuk Apple App Store, mendaftar email dan nomor telepon, lalu memesan ojek.
Pengguna bisa memantau Go-Jek dari internet karena pengendaranya dilengkapi smartphone berbasis fitur GPS.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan PT Transjakarta akan menandatangani nota kesepahaman dengan Go-Jek. Kesepakatan itu untuk membuat aplikasi khusus bernama Go-Busway pada pertengahan Juli mendatang.
Lewat aplikasi ini, pengguna transJakarta dapat mengetahui letak bus di masing-masing koridor, dan waktu yang dibutuhkan untuk menunggu bus di koridor-koridor tersebut.
Aplikasi Go-Busway yang akan terintegrasi dengan Go-Jek rencananya dibuat khusus untuk smartphone yang menggunakan sistem operasi Android maupun iOS. (Ahmad Sabran)