Otomotif
Mengenal Teknologi V-TEC dan VVT-I
Kemajuan teknologi memunculkan sederet inovasi di semua bidang, tak terkecuali otomotif. Anda barangkali
Penulis: wahid | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM - Kemajuan teknologi memunculkan sederet inovasi di semua bidang, tak terkecuali otomotif. Anda barangkali pernah melihat tulisan V-TEC atau VVT-i pada beberapa jenis kendaraan. Ada juga SOHC, DOHC, I-DSi dan EFI. Tapi tahukah Anda mengenai teknologi yang ada di dalamnya? Apa kehebatannya dan pengaruhnya bagi mobil? System kerjanya seperti apa, dan lain-lain. Bagi Anda yang hendak mencari kendaraan, ada baiknya mengetahui arti dibalik huruf-huruf tersebut.
Dari berbagai sumber yang berhasil diperoleh, Tribun mencoba memaparkannya secara singkat. Pertama adalah VTEC. VITEC merupakan kependekan dari Variable Valve Timing and Lift Electronic Control, adalah teknologi pengatur katup yang ditemukan oleh Honda. Keunggulan teknologi ini adalah mampu memunculkan performa optimal pada kecepatan tinggi, namun tetap dapat mempertahannkan bahan bakar sehingga dapat menurunkan tingkat emisi dan polusi.
Teknologi VTEC terletak pada kemampuan mesin bersilinder kecil dalam menghasilkan tenaga yang sebanding dengan mesin yang bersilinder besar. Di samping itu juga memberikan konsumsi bahan bakar yang baik, serta juga dapat digunakan secara harian.
Hanya pada mesin VTEC pengaturan ketinggian bukaan katup diatur secara elektronik. Pada putaran rendah, satu katup terbuka penuh dan katup lainnya hanya terbuka sedikit untuk menciptakan efek perputaran udara di dalam ruang bakar, sehingga dapat mencapai tenaga mesin yang optimal dan akselerasi responsif baik pada saat putaran RPM tinggi atau rendah
Ahmad Rudi, pemilik Ahmad Jaya Service kepada Tribun mengatakan, selain kemampuan mesin bersilinder kecil, VTEC juga memiliki keunggulan lainnya yakni memberikan konsumsi bahan bakar yang baik dan menjaga performa mesin agar tetap optimal, baik untuk putaran mesin rendah maupun putaran tinggi.
Selanjutnya adalah DOHC dan SOHC. SOHC merupakan singkatan dari Single Over Head Camshaft, sedangkan DOHC adalah kepanjangan dari Double Over Head Camshaft. Terlihat dari dari kedua singkatan tersebut ada satu kata yang sama yaitu, camshaft atau noken as. Camshhaft atau noken as memiliki fungsi untuk membuka tutup katup isap dan katup buang. Katup isap bertugas untuk mengisap campuran bahan bakar udara ke dalam ruang bakar. Sebaliknya, katup buang memiliki tugas untuk menyalurkan sisa pembakaran ke knalpot.
Sebelum membahas perbedaan keduanya, perlu diketahui juga adanya Over Head Camshaft (OHC). OHC menempatkan noken as di atas kepala silinder. Noken as langsung menggerakkan rocker arm tanpa melalui lifter dan push rod. Camshaft digerakkan oleh poros engkol melalui rantai atau tali penggerak.
Nah, OHC yang memakai noken as tunggal sebagai tempat penyimpanan katup isap dan buang sering disebut sebagai SOHC. Setiap noken as untuk setiap silinder hanya mampu menampung 2 katup, 1 isap, dan 1 buang. Oleh karena itu, mesin yang memiliki 4 silinder pasti hanya bisa memakai 8 katup.
Sedangkan DOHC memakai dua noken as yang ditempatkan pada kepala silinder. Satu untuk menggerakkan katup isap dan satu lagi untuk menjalankan katup buang. Sistem buka tutup ini tidak memerlukan rocker arm sehingga proses kerja menjadi lebih presisi lagi pada putaran tinggi.
Mesin DOHC mempunyai suara yang lebih halus dan performa mesin yang lebih baik dari pada SOHC karena masing-masing poros pada mesin DOHC memiliki fungsi berbeda untuk mengatur klep masuk dan buang. Sementara itu, pada mesin SOHC, satu poros sekaligus bertugas mengatur buka/tutup klep masuk/buang sehingga pembakaran yang terjadi pada mesin DOHC lebih maksimal dan akselerasi mobil bermesin DOHC menjadi lebih baik.
Satu lagi tanda pada kendaraan roda empat 94 keatas akan dijumpai VVT-i (Variable Valve Timing with intelligence). Mesin ini diklaim membuat mesin lebih efisien dan bertenaga, ramah lingkungan serta hemat bahan bakar. Untuk menghitung waktu buka tutup katup ( valve timing ) yang optimal, ECU ( Electronic Control Unit ) menyesuaikan dengan kecepatan mesin, volume udara masuk, posisi throttle ( akselerator ) dan temperatur air.
Supaya target valve timing senantiasa terwujud, Sensor posisi chamshaft atau crankshaft memberikan sinyal yang menjadi respon koreksi.
Mudahnya sistem VVT-i ini akan terus mengoreksi valve timing atau jalur keluar masuk bahan bakar dan udara. Disesuaikan dengan pijakan pedal gas dan beban yang ditanggung untuk menghasilkan torsi optimal di tiap-tiap putaran dan beban mesin. Dengan begitu akan menghasilkan tenaga yang optimal, hemat bahan bakar dan ramah lingkungan.
“Keunggulan VVT-I, tenaga yang optimal disetiap putaran mesin, Sistem katup mendukung proses pembakaran lebih efektif dalam menghasilkan tenaga yang maksimal. Hemat Bahan Bakar, Pengaturan katup elektronik membuat konsumsi bahan bakar menjadi hemat dan efesien,” jelas Ahmad.