Pertumbuhan Ekonomi

Triwulan I Pertumbuhan Ekonomi Jambi Lesu

Melemahnya pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi di triwulan pertama yang hanya 5,9 persen

Penulis: bandot | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI/BANDOT ARYWONO
Dubes Denmark dan HBA (27/4) 

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Bandot Arywono

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Melemahnya pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi di triwulan pertama yang hanya 5,9 persen dikhawatirkan berimbas terhadap APBD pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi.

Kondisi ini juga dipengaruhi turunnya harga komoditas primer di Jambi seperti karet, minyak kelapa sawit dan batubara. Di tingkat Nasional triwulan pertama 2015 pertumbuhan ekonomi Indonesia juga hanya mampu menembus 4,71 persen, atau masih sangat minim.

Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA) mengatakan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi di tri wulan pertama mengalami kelesuan, yakni hanya di angka 5,9 persen. Dia mengatakan beberapa faktor yang mempengaruhi yakni harga karet CPO yang harganya dan juga harga batubara yang turun. Hal lain yakni juga menurunnya bagi hasil lifting minyak ke pemerintah daerah yang menurun.

"Saya dapat laporan bagi hasil yang menurun ini sangat menganggu seperti di Tanjabbar yang menurun hingga Rp 400 miliar, Tanjabtim yang sampai Rp 300 miliar dan daerah lainnya," kata HBA dihadapan para pengusaha pada coffe morning yang dilangsungkan, Kamis (21/5).

Sama halnya di Pemprov Jambi melemahnya pertumbuhan ekonomi juga berpengaruh terhadap berkurangnya penerimaan yang mencapai Rp 180 miliar, hanya saja untuk Pemprov telah diantisipasi dengan menggunakan Silpa. "Jadi yang APBD murni bisa ditutup dengan Silpa, hanya saja untuk yang di APBD Perubahan jadinya kecil, yang kasihan itu kabupaten yang kecil" kata HBA.

Imbasnya proyek-proyek fisik yang sebelumnya telah direncanakan di berbagai daerah terpaksa stagnan atau harus disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah. Bahkan melemahnya pertumbuhan ekonomi dikhawatirkan juga berpengaruh terhadap capaian APBD tahun 2015 yang ditargetkan Rp 3,9 triliun diperkirakan menurun menjadi Rp 3,6 triliun

Namun menurut HBA melemahnya pertumbuhan ekonomi di awal-awal tahun biasanya dipengaruhi belum terlaksananya APBD dan APBN. "Kita khawatir andaikata tidak diantisipasi bisa-bisa pertumbuhan ekonomi kita di bawah, dan pertumbuhan ekonomi yang menurun juga berpengaruh terhadap pengangguran yang bertambah," katanya.

Di sisi lain menurutnya proyek-proyek monumental di Jambi seperti pembangunan pelabuhan samudera Ujung Jabung yang dibiayai APBN diharapkan tidak berpengaruh. Tahun ini menurutnya kucurkan anggaran dari pusat untuk Ujung Jabung telah mencapai Rp 105 miliar. "Laporan terakhir masih tetap jalan, selain itu pembangunan jalan Ujung Jabung sebesar Rp 30 miliar juga masih jalan," katanya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved