Health and Beauty
Mewaspadai Yellow Fever dari Pelancong
MESKIPUN nama penyakit Yellow Fever di Jambi masih asing di telinga, namun keberadaannya perlu diwaspadai
Penulis: Heri Prihartono | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM - MESKIPUN nama penyakit Yellow Fever di Jambi masih asing di telinga, namun keberadaannya perlu diwaspadai karena dampaknya jika terkena cukup berbahaya, terutama bagi yang bepergian ke negara endemis.
Kepala Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Sultan Thaha Jambi dr Lintong Armstrong Pardomuan Simanjuntak pun angkat bicara soal penyakit ini kepada Tribun Jumat (24/04). Menurut Lintong, Yellow Fever (demam kuning) disebabkan virus golongan flavi virus, yang dibawa nyamuk aides aigepty.
Yellow Fever berasal dari dari wilayah endemis yang tersebar di 13 negara Afrika dan 31 negara Amerika latin, sehingga jika ada penumpang dari wilayah tersebut perlu diwaspadai, terutama di bandara Internasional.
Bahkan menurut catatan WHO, kasus Yellow Fever mencapai 200 ribu kasus per tahun dengan 30 ribu kematian. Lintong menuturkan, gejala Yellow Fever ditandai dengan gejala mirip demam berdarah, seperti demam, mual, nyeri ulu hati, persendian sakit, mata dan kuning tampak kuning (gejala khusus), pendarahan spontan hingga kematian.
Masa inkubasi Yellow Fever selama 36 hari sejak digigit nyamuk. Pencegahan penyakit ini seperti halnya demam berdarah dengan pengontrolan dan pengawasan sarang nyamuk.
Pencegahan juga dapat dilakukan dengan vaksinasi sebelum berangkat ke negara tujuan, vaksinasi ini dapat bertahan hingga 10 tahun.
"Kalau kita sudah diberi vaksin kita sudah mendapat kartu kuning ICV (International Certificate Vaccination), direkomendasikan bagi mereka pelancong, anak buah kapal dan kru pesawat yang berkunjung ke daerah endemis," ujar Lintong.
Biasanya penanganan di rumah sakit terhadap penderita Yellow Fever dilakukan seperti penanganan demam berdarah dengan masa penyembuhan hingga 2 minggu. Namun yang berperan penting dalam proses penyembuhan adalah daya tahan tubuh dan pemberian cairan tubuh yang tepat. Penanganan penderita sejak dini mempercepat proses penyembuhan.