Defisit Anggaran

‎Pemkab Tanjabbar Terus Putar Otak Hadapi Defisit

Terus memutar otak untuk mencari solusi terkait defisit APBD dilakukan Pemkab Tanjabbar, ‎

Penulis: Awang Azhari | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI/AWANG AZHARI
Usman Ermulan bersama Istri Hj Esrita di lokasi air terjun Taman Raja 

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Awang Azhari

TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL -Terus memutar otak untuk mencari solusi terkait defisit APBD dilakukan Pemkab Tanjabbar, ‎berbagai cara dilakoni sehingga Bupati Usman Ermulan menyebut solusi didapatkan.

Setelah rapat dengan seluruh SKPD membahas defisit, Usman memberi keterangan pers Senin (18/5), bahwa langkah untama yang diambil dengan mengoptimalkan efisiensi sampai 40 persen.

Tercatat tetap masih ada kekurangan, namun menurut Bupati akan segera dikejar. Saat ini masih menggantung sekitar Rp 150 miliaran, dari Rp 475 total defisit.

"Tapi kita cari terus, dalam dua hari ini rapat TAPD. Aset yang bisa dijual akan kita jual, seperti mobil dan aset-aset lain yang tidak digunakan lagi, sudah didata, itu datanya (aset yang mau dijual) setengah meter‎," kata Usman Ermulan.

Dalam sistem manajemen, Tanjab Barat punya APBD Rp 1,574 triliun, ‎sekarang masih defisit Rp 156 miliar, artinya secara penuh kekurangan sekitar 10 persen. Hal ini sebut Bupati tidak perlu dirisaukan, apalagi menjelang akhir tahun dalam analisanya ISIS yang kini menyebabkan harga minyak dunia anjlok karena jual minyak murah akan bisa ditumpas.

Dengan begitu tidak ada lagi minyak dijual murah di pasar dunia, sekarang kenaikan itu menurutnya sudah mulai nampak, dari USD 40 / barel kini sudah mencapai USD 60 / barel.

"Kalau harga minyak naik, maka Dana Bagi Hasil (DBH) kita juga akan ikut naik. Misal jelang akhir tahun dapat Rp 75 miliar, artinya kita tinggal cari Rp 75 miliar, setidaknya APBD kita sudah mencapai 95 persen," urai Bupati.

Makanya pimpinan kata Usman harus mampu bertindak sebagai seorang manajer, terlihat Bupati menggoyangkan kedua tangan, seolah sedang menyetir mobil sambil menyampaikan deskripsinya itu. Hal tersebut menunjukan ‎bagaimana pimpinan harus mampu mencari jalan keluar atas persoalan yang dihadapi.

"Makanya seorang pimpinan itu sebagai manajer, bukan ada duit Rp 10 ribu belanja Rp 10 ribu, itu namanya juru bayar, bukan Bupati. Yang dibutuhkan ini pengendalian, ujian di daerah inikan begitu, bisa tidak kita mengendalikan," tutur Usman.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved