Defisit Anggaran
Pemkab Tanjabbar Tekankan Efisiensi, Tidak ada Lagi Nasi Kotak
Efisiensi yang digalakkan Pemkab Tanjab Barat tak cuma sebatas wacana, terlihat jelas bagaimana
Penulis: Awang Azhari | Editor: Fifi Suryani
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Awang Azhari
TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL -Efisiensi yang digalakkan Pemkab Tanjab Barat tak cuma sebatas wacana, terlihat jelas bagaimana perubahan kebiasaan yang dijalankan oleh pemangku kebijakan.
Pertama soal honor SPPD yang dipangkas mencapai 40 persen untuk seluruh birokrator, kemudian dalam rapat tak lagi ada kemewahan seperti nasi kotak atau kue-kue berkelas yang tersaji.
Dalam rapat Bupati dan seluruh pimpinan SKPD kemarin contohnya, yang tersaji bagi mereka hanya nasi bungkus dengan lauk biasa seperti potongan ikan dan ayam. Berbeda dengan tahun sebelumnya, di mana dalam setiap agenda formal yang tersaji selalu nasi kotak yang lengkap dengan menu makanan penutup.
"Ada yang nanya sekarang yang diberi cuma nasi bungkus, itu untuk pemerataan dan penghematan, hehe..," kata Usman Ermulan
Seorang peserta rapat mengaku tidak mempermasalahkan apa yang terjadi, karena hal tersebut menurutnya untuk efisiensi dan menunjang kebutuhan yang lebih besar. "Tidak masalah, karena ada kebutuhan yang lebih besar," sebut pria yang memiliki posisi cukup strategis di pemerintahan Tanjab Barat itu.
Jika dikalkulasikan, Pemkab memang bisa menghemat sampai 50 persen dari biaya konsumsi, nasi kotak di Kuala Tungkal memiliki harga Rp 30 ribu, sementara nasi bungkus paling mahal Rp 15 ribu. Seyogyanya penghematan seperti ini berjalan secara maksimal, agar alokasi anggaran APBD dapat tersalur ke sektor-sektor yang lebih dibutuhkan masyarakat.