Jelajah Kuliner
Cita Rasa Orisinal Ikan Senggung
Menyisir Desa Wisata Muaro Jambi yang terletak di komplek percandian Muaro Jambi, langkah Tribun terhenti
Penulis: wahid | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM - Menyisir Desa Wisata Muaro Jambi yang terletak di komplek percandian Muaro Jambi, langkah Tribun terhenti di sebuah warung mungil persis di pinggiran sungai Batanghari. WKS, begitu beberapa masyarakat setempat menyebut tempat ini. WKS di sini bukanlah nama perusahaan, melainkan kependekan dari warung kopi Shafina. Tempat ini tidak akan terjamah para pengunjung candi muaro Jambi yang hanya melabuhkan destinasinya pada komplek candi saja.
Untuk sampai di warung mungil ini, pengunjung memang harus menyisir desa Muaro Jambi. Menyusuri jalan selebar tiga meter sepanjang desa ini sama menariknya dengan berjalan di kompleks percandian, karena di desa ini Anda akan menemukan sentra-sentra kerajinan masyarakat setempat, mulai ukiran, anyaman hingga batik. Warga setempat juga menyulap rumah mereka sebagai home stay bagi pengunjung yang hendak menginap.
Nah, warung kopi Shafina terletak persis di sebuah simpang tiga komplek home stay tersebut. Warung ini terlihat seperti warung-warung kecil lainnya yang ada di kawasan tersebut. Hanya saja, di tempat ini Anda berkesempatan menemukan masakan asli Muaro Jambi. Masakan yang barangkali tidak akan Anda temukan di restoran atau rumah makan yang ada di Jambi.
Tribun sempat menemukan tiga kuliner menarik di tempat ini, yakni ikan senggung, kluwak, dan olahan pucuk rotan. Di edisi kali ini, Tribun akan memaparkan satu di antaranya.
Dimulai nomor urut pertama, yakni ikan senggung. Perlu diketahui, senggung bukanlah nama jenis ikan, melainkan cara pengolahan ikan itu sendiri. Cara masak olahan ikan yang satu ini terbilang unik, yakni dimasukkan ke dalam bambu kemudian di bakar dalam bara api kecil.
Minimal Empat Jam
Ikan yang dimasak sebagai ikan senggung dimasukkan ke dalam batang bambu yang kira-kira semester panjangnya. Separo di pangkal dijadikan pegangan, separo bambu lagi di bagian ujung dibelah dinding-dindingnya menjadi beberapa bagian kurus sehingga memungkinkan untuk sedikit dimekarkan. Ikan yang sudah dibersihkan isi perutnya kemudian dimasukkan ke dalam bambu tersebut, bisa satu atau dua ikan tergantung ukuran.
Bagian bambu yang dinding-dindingnya dapat dimekarkan tersebut lantas dikuncupkan dengan cara diikat ujungnya. Barulah ikan dalam bambu itu dibakar diatas bara, bernyala sangat kecil, nyaris lebih mirip diasapi.
Konon, ikan senggung merupakan salah satu kuliner istimewa yang hanya bisa dinikmati para penggawa desa. Cerita itupun diamini Shafina. Bahkan, sampai saat ini ikan senggung tidak sehari-hari bisa dinikmati masyarakat.
“Bukan berarti masyarakat biasa tidak boleh makan ikan senggung. Hanya saja masakan ini harganya relatif mahal. Kalau rata-rata orang sini kan nggak kebeli,” kata perempuan pemilik warung kopi Shafina ini.
Ikan yang digunakan untuk membuat ikan senggung adalah ikan toman, ikan bujuk, ataupun ikan gabus. Ikan-ikan tersebut dipilih karena memiliki tekstur daging yang tebal dan lembut serta rasanya yang gurih. Selain ikan pilihan, proses memasak menu ini sangat menyita waktu. Perempuan kelahiran 20 Mei tersebut mengatakan, untuk hasil sempurna ikan senggung minimal harus dimasak selama empat jam. Rata-rata empat hingga delapan jam. Oleh karena itu, ia menyediakan menu ini ketika ada pesanan saja.
Dengan proses dan lama memasak seperti itu, kualitas rasa ikan senggung memang memanjakan lidah. Tekstur dagingnya tidak kering seperti di goreng, namun lembut matang sampai ke dalam. Olahan ini juga nyaris nol bumbu, sehingga rasa orisinal daging ikan masih terasa. Untuk sedikit menguatkan rasa gurih, Shafina biasanya hanya menambah sedikit garam.
Untuk satu porsi ikan senggung rata-rata dihargai Rp 50 ribu, namun bila ukuran ikan besar bisa mencapai Rp 250 ribu seporsi. Harga tersebut sepertinya bisa dibilang layak untuk sebuah cita rasa yang istimewa.
Bahan
1. Ikan, biasa ikan toman, ikan bujuk, ataupun ikan gabus.
2. Garam
3. Bambu untuk membakar panjang 1 meter
Cara Memasak
1. Ikan yang sudah dibersihkan isi perutnya kemudian dimasukkan ke dalam bambu tersebut, bisa satu atau dua ikan tergantung ukuran.
2. Separo di pangkal dijadikan pegangan, separo bambu lagi di bagian ujung dibelah dinding-dindingnya menjadi beberapa bagian kurus sehingga memungkinkan untuk sedikit dimekarkan.
3. Barulah ikan dalam bambu itu dibakar diatas bara, bernyala sangat kecil, nyaris lebih mirip diasapi.
4. Untuk hasil sempurna ikan senggung minimal harus dimasak selama empat jam. Rata-rata empat hingga delapan jam.