Nilai Tukar Rupiah
Ekonomi Global Ikut Andil Menekan Rupiah
Arah pergerakan rupiah terhadap USD diperkirakan masih akan terus berlanjut melemah. Ini terjadi dengan dugaan bahwa kokohnya indeks dollar
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Arah pergerakan rupiah terhadap USD diperkirakan masih akan terus berlanjut melemah. Ini terjadi dengan dugaan bahwa kokohnya indeks dollar Amerika Serikat masih akan terus berlangsung hingga 12 bulan ke depan.
Menurut Fauzi Ichsan, Ekonom Senior, Sabtu (14/3) keadaan pasar global saat ini dipimpin oleh AS. Perlambatan ekonomi yang melanda Eropa dan Asia membuat terjadi kontras terhadap kebijakan moneter negara-negara maju.
"Saat Eropa nambah stimulus dan Jepang butuh melemahkan yen untuk dongkrak ekspor, AS malah menunggu saat tepat menaikkan suku bunganya," papar Fauzi.
Selisih pertumbuhan ekonomi AS dengan Jepang dan Eropa terlihat jelas. Sebagai contoh imbal hasil SUN tenor 10 tahun AS kini menyentuh 3%, sedangkan Jerman hanya 0,25%.
"Bahkan di akhir 2015 EUR/USD bisa pairity 1:1," analisis Fauzi. Yang mana ini membuat pelaku pasar jelas kembali mengoleksi USD. Dampaknya bagi rupiah adalah tekanan.
Belum lagi komoditas di pasar kini sedang anjlok. "Sementara 60% ekspor Indonesia adalah komoditas," kata Fauzi. Efeknya, neraca berjalan Indonesia di 2014 mengalami defisit US$ 27 miliar.
Lewat ekspektasi kenaikan suku bunga AS dan keadaan pasar global saat ini, rupiah tidak memiliki daya tahan. "Secara fundamental jelas, rupiah trennya bearish," kata Fauzi.
Bahkan Fauzi menduga berdasarkan analisis dan prediksi, rata-rata pergerakan rupiah akan stabil di Rp 13.000. Sedangkan sejumlah investment bank mengira rupiah bisa terus melemah hingga level Rp 13.500. "JP Morgan bahkan menduga bisa menyentuh level Rp 14.000 di akhir 2015," tambahnya.