Kenaikan Harga BBM

Organda Jambi Tunggu Janji Menteri

Syafriyadi Ketua DPD Organda Jambi mengatakan pihaknya masih menunggu janji menteri perhubungan

Penulis: Teguh Suprayitno | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI/TEGUH SUPRAYITNO
Organda Jambi di Terminal Barang, Kota Baru, Kamis (20/11). 

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Teguh Suprayitno

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Syafriyadi Ketua DPD Organda Jambi mengatakan pihaknya masih menunggu janji menteri perhubungan Ignasius Jonan saat menghadiri rakornas di Semarang beberapa hari lalu.  Kata Sayfriyadi, Ignasius mengatakan bahwa organda dilarang untuk menaikkan tarif angkut, dan gantinya pemerintah akan memberikan tujuh item subsidi khusus.

“Jadi katanya, subsidi minyak kita tetap Rp 5500 (solar), tetapi tidak boleh menaikkan tarif, dan juga pajak mobil kita nol persen,” katanya. “Otomatis pelat hitam akan mati semua, harapan pemerintah tidak ada lagi kemacetan,” imbuh Syafriyadi.

Namun, bila subsidi itu tidak dipenuhi, organda minta pada pemerintah menaikkan tarif angkut. Bila permintaan tersebut tidak ditanggapi, mogok operasi masal akan dilakukan.

“Sekarang itu yang ditakuti menteri dan presiden. Mogok sehari saja kerugian satu triliun, apa lagi seminggu, hancur negara,” katanya.

Kata ketua DPD Organda Jambi ini, empat angkutan khusus pelabuhan di Indonesia akan mogok, bila tuntutan mereka tidak ditanggapi serius. Saat ini kata Syafriyadi aktivitas di Pelabuhan Dumai telah mogog operasi sejak dua hari lalu.

Dampak besar akan dirasakan Indonesia bila Organda benar-benar melakukan mogok massal. Kata Syafriyadi ekspor-impor di Indonesia bisa lumpuh. “Ekspor-impor mati, kepercayaan orang asing terhadap Indonesia hancur, otomatis tidak ada ekspor-impor lagi. Akibatnya kita tidak bisa beli barang, dan harga barang akan mahal,” terangnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved