Jelajah Kuliner
Gulai Ikan Semah dan Ikan Tapa, Nikmatnya Sampai ke Sisik
GULAI ikan barangkali sudah menjadi masakan umum yang ada di Jambi. Namun ibarat pepatah Lain lubuk, lain ikannya.
Penulis: wahid | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM - GULAI ikan barangkali sudah menjadi masakan umum yang ada di Jambi. Namun ibarat pepatah Lain lubuk, lain ikannya. Lain kampung, lain pula gulainya. Keragaman karakter ikan dan cara pengolahan serta bumbu yang digunakan membuat kuliner ini menjadi beraneka ragam. Bicara soal ikan, Kabupaten Merangin masih memiliki hasil sungai yang memukau. Kabupaten ini memiliki beberapa sungai arus deras, yang menjadi habitat ideal ikan semah. Sungai dengan lebar dan dalam juga ada di sini, menjadi habitat favorit ikan tapa yang beratnya bisa mencapai puluhan bahkan ratusan kilogram.
DALAM jelajah kuliner beberapa waktu lalu, Tribun berhasil menjumpai menu lezat tersebut, yakni gulai ikan semah dan gulai ikan tapa. Mendatangi Kota Bangko, sebagai ibukota kabupaten Merangin, Tribun direkomendasikan untuk menuju Pasar Atas. Di kawasan tersebut terdapat rumah makan yang menyajikan menu-menu khas Merangin tersebut. Tak lama berkeliling pasar, Tribun menemukan rumah makan yang dimaksud. RM Perentak, begitu papan nama yang terpampang di depan rumah makan tersebut.
Dua porsi gulai ikan langsung tersaji di atas meja, tak lama setelah kedatangan Tribun. Satu porsi gulai ikan tapa, dan satu gulai ikan semah. Karena ukuran ikan yang begitu besar, ikan tidak disajikan satuan, melainkan sudah terbentuk menjadi potongan-potongan kecil, cukup untuk seporsi nasi. Rasanya gulai ikan ini gurih dan sedikit pedas, sedangkan tekstur daging ikan padat dan sedikit kenyal. Lezat? Sudah pasti!
Sebagai ikan yang hidup di arus sungai deras, ikan semah memiliki tekstur daging yang padat dan lezat. Tak heran bila ikan ini kemudian menjadi primadona di seantero Jambi. Ikan ini diolah dengan racikan bumbu-bumbu segar yang dibuat saat itu juga. Irawati, sang pemilik rumah makan memaparkan, bumbu-bumbu yang dibutuhkan untuk membuat gulai ikan adalah cabai rawit, garam, jahe, laos, bawang merah dan bawang putih, serta santan kelapa.
“Cara mengolah seperti membuat gulai ikan pada umumnya lah, tidak ada yang spesial. Yang membuat spesial adalah ikan semahnya ini,” paparnya sambil tersenyum.
Tidak sembarang ikan semah yang dipilih Irawati. Menurutnya, ikan semah yang dipilih haruslah ikan semah berukuran besar. Hal ini dikarenakan ikan semah yang berukuran kecil hanya akan kebanyakan duri, sehingga mengurangi kenyamanan saat bersantap. Uniknya, kelezatan gulai ikan semah tidak hanya terdapat pada dagingnya saja. Tapi Anda juga bisa memakan sisik ikan semah ini. Teksturnya mirip tulang muda pada ayam.
Sulitnya mendapatkan ikan semah, didukung rasanya yang gurih membuat ikan semah memiliki harga yang sangat tinggi. Sekilo ikan semah bisa dibandrol harga Rp 180 ribu. Tak heran bila seporsi gulai ikan semah dibandrol dengan harga Rp 25 ribu tanpa nasi. Harga tak jauh beda juga terjadi pada gulai ikan tapa yakni Rp 20 ribu perporsi.
“Di sini dapat ikannya ya dari orang yang mencari ikan di sungai itu, jadi masih fresh,” paparnya.
Satu bagian yang menjadi primadona pelanggan adalah kepala ikan semah ataupun kepala ikan tapa. Sayang ketika Tribun berkunjung, gulai kepala ikan sudah ludes dipesan pelanggan. Harga seporsi gulai semah bagian kepala harganya bisa melambung hingga sepuluh kali lipat, dibanding gulai ikan semah bagian tubuh atau ekor. Di RM Perentak, Irawati membandrol kepala ikan tapa dengan harga Rp 200 ribu per porsi, sedangkan kepala ikan semah Rp 300 ribu perporsi, tergantung ukuran. Meski harganya selangit, namun menu kepala ikan ini selalu ludes setiap hari karena banyak peminat.