Kenaikan Harga BBM
Tukang Ojek Kebingungan
Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.000, membuat para tukang ojek bingung.
Penulis: rida | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM - Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.000, membuat para tukang ojek bingung. Kenaikan itu akan berpengaruh terhadap penghasilan mereka.
Seperti penuturan Firman tukang ojek yang sehari-harinya mangkal di kawasan Simpang Pemancar Telanaipura, pascadinaikkan harga BBM bersubsidi. Tidak hanya kecewa tapi bingung. Prinsip dalam mengojek adalah suka sama suka, tidak ada ketentuan harga pastinya berapa.
"Mana ada ketetapannya, kalau mau ke sini tarifnya segini, tidak ada itu, kita ya tergantung suka sama suka dengan pelanggan. Yang kita pikirkan para pelanggan kita, dan orang yang akan menggunakan jasa kita. Walaupun sebelum naik sudah kita sampaikan saat ini BBM naik, tapi pas turun tetap saja begitu tarif yang diberi, kita mau marah kan tidak mungkin," katanya.
Ali tukang ojek di kawasan Simpang III Sipin, saat didatangi Tribun mengatakan, dirinya hanya bisa pasrah dengan kenaikan harga BBM, mau diapakan lagi, toh kenyataannya BBM telah naik dan tidak mungkin mau diturunkan.
Untuk bensin dirinya harus mengeluarkan kocek sebesar Rp 13 ribu perhari, demi mendapatkan 3 liter bensin.
"Itukan sebelum BBM naik, sekarang manalah dapat, belum lagi pengeluaran lainnya seperti oli kendaraan, serba susah jadinya, kita tidak bisa berbuat apa-apa, cuma rakyat jelata. Kita bandingkan saja sehari setelah BBM naik, biasanya bisa Rp 50 ribu bawa pulang, sekarang cuma Rp 20 ribu," katanya.
Seharusnya pemerintah mengerti nasib rakyatnya, lebih banyak rakyat miskin dibanding kaya, pemerintah tidak tahu bagaimana nasib rakyatnya di bawah. Wajar kalau mereka enak saja menaikkan harga BBM, tidak pernah merasakan sengsara, tidak pernah merasakan sulit mencari penghidupan.
Ia mengatakan, dirinya tidak bisa mematok berapa tarif ojek yang pastinya, karena didasarkan pada jarak tempuh, tapi dirinya juga tidak sembarangan dalam mematok tarif, takut pelanggan merasa kemahalan.
"BBM dinaikkan masyarakat diberikan BLSM per KK selama empat bulan, kalau mau dihitung nian, untuk minyak motor ngojek aja tidak cukup, kok malah BLSM dibilang solusi. Perlu dipertanyakan kenormalannya kalau adanya BLSM masyarakat terbantu, tapi itulah kenyataannya, tetap rakyat kecil yang merasakan akibatnya," katanya.
Pantauan di sejumlah pangkalan ojek, diketahui ongkos ojek mengalami penyesuaian. Di Pangkalan Ojek Simpang Bangunan Telanaipura, Tarif ojek ke Simpang Rimbo, awalnya kisaran 5-8 ribu, sekarang BBM naik, bisa mencapai 9 ribu, tergantung tawar- menawar