Kenaikan Harga BBM
Ongkos Hidup Naik
Pascadiumumkannya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), harga angkutan travel pun mulai berubah sejak Sabtu (22/6).
Penulis: Muzakkir | Editor: Fifi Suryani

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pascadiumumkannya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), harga angkutan travel pun mulai berubah sejak Sabtu (22/6).
Essy, pegawai Bank BUMN di Nipah Panjang mengaku terkejut dengan kenaikan tarif angkutan travel yang biasa ditumpanginya tiap seminggu sekali.
"Saya pulang terus ke Kota Jambi seminggu sekali. Biasa ongkos Rp 50 ribu, sekarang sudah Rp 65 ribu. Lumayan juga kan naiknya," katanya kepada Tribun, Minggu (23/6).
Kenaikan sebesar 30 persen ini menurutnya cukup mempengaruhi pengeluarannya per minggu. Namun ia juga mengerti karena BBM yang sudah naik.
"Gaji kita nggak naik-naik. Tapi ongkos naik. Cuma mau gimana lagi. BBM memang naik," keluhnya.
Hal senada juga diungkapkan Siti, pegawai Bank BUMN lainnya di Tungkal. Ia juga mengeluhkan kenaikan ongkos travel sebesar Rp 10 ribu tersebut.
"Saya belum setahun bekerja. Masih outsourcing. Ongkos Rp 40 ribu kemarin saja saya harus berhemat pulang dua minggu sekali. Kalau naik begini, bisa sebulan sekali saya pulang," katanya.
Adanya kenaikan ongkos travel ke Nipah Panjang diakui Rido, pemilik Rido Travel. Namun ia hanya menaikkan harga sebesar Rp 10 ribu. "Biasanya Rp 50 ribu sekarang Rp 60 ribu. Memang ada yang menaikkan hingga Rp 65 ribu. Cuma saya sudah calling dengan travel lain sepakat Rp 60 ribu saja," tuturnya.
Diakui Rido kenaikan harga BBM sangat berimbas pada usaha travelnya. Namun ia juga tidak tega untuk menaikkan ongkos yang terlalu mahal. "Jalan ke Nipah ini kan belum aspal. Makanya mahal, kalau ada kerusakan mesin kan risikonya tinggi. Itu naik Rp 10 ribu sudah lumayan tipis," sebutnya.
Meskipun mengaku keuntungan menipis, ia tidak berencana menaikkan ongkos travel menjadi lebih tinggi lagi.
Kenaikan tersebut tidak mempengaruhi jumlah penumpang. Ia mengaku permintaan jasa travelnya masih stabil. "Tidak ada mempengaruhi penumpang, kan ada langganan tetap," ujarnya.
Hal senada juga diakui Budi, pemilik travel Jambi-Tungkal. Disebutkannya, Naiknya harga BBM sebenarnya tidak terlalu mempengaruhi ongkos. Hanya saja mereka mengkhawatirkan harga onderdil mobil yang turut naik.
"Kalau bensin dak seberapa lah naik. Tapi kalau onderdil? Oli, ban dan segala macam pastilah ikut naik. Itu yang kita khawatirkan," katanya.
Menimbang hal itulah ia menaikkan harga ongkos travelnya. Dari semula hanya Rp 40 ribu menjadi Rp 50 ribu.
"Kalau penumpang ya tergantung musim. Kalau sekarang musim liburan, banyaklah. Dak ada pengaruh. Tapi kalau sepi kagek, sepi pulolah. Namanya nambang," ujarnya.
Tidak hanya ongkos travel dalam Provinsi Jambi saja yang naik. Ongkos antarprovinsi juga naik. Rina, bagian ticketing Travel Trans Star mengaku ongkos Jambi menuju Padang, Bukit Tinggi dan Pekanbaru sudah naik. Rata-rata kenaikan tersebut sebesar 20 persen.
"Padang, Bukit Tinggi Pekanbaru sama Rp 215 ribu," ujarnya singkat melalui telepon. Adapun biasanya harga tiket Jambi-Pekanbaru di Trans Star hanya sebesar Rp 180 ribu per penumpang.