Kenaikan Harga BBM

Tertembaknya Wartawan Cederai Citra Polri

Anggota Komisi III DPR Trimedya Panjaitan menyatakan peristiwa tertembaknya dua wartawan

Editor: Suang Sitanggang
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Trimedya Panjaitan menyatakan peristiwa tertembaknya dua wartawan dapat mencederai citra Polri. 

Untuk itu, ia meminta Polri untuk segera bertindak agar peristiwa ini dapat terungkap jelas.

"Maka Kapolri harus segera bertindak. Besok kita rapat dengan kapolri, kalau tidak ada tindakan ya akan merusak citra Polri," kata Trimedya, di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (17/6/2013).

Politisi PDI Perjuangan ini menuturkan, seharusnya peristiwa itu tak perlu terjadi. Terlebih jika kondisi di lokasi masih kondusif dan tidak berpotensi ricuh.

Kalaupun sudah terjadi, kata Trimedya, hal ini merupakan tantangan Kapolri Jenderal Timur Pradopo di masa akhir jabatannya. Maka sudah seharusnya ada tindakan tegas sebagai bukti positif sebelum dirinya diganti dengan Kapolri yang baru.

"Kalau represif, berarti bukan polisi yang kita inginkan. Ini tugas berat Kapolri di masa akhir jabatannya," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, dua wartawan tertembak di dua lokasi berbeda unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM bersubsidi. Satu wartawan tertembak di Jambi, dan satu wartawan lain tertembak di Ternate, Maluku Utara.

Satu wartawan di Jambi yang tertembak di bagian pelipis mata kanannya bernama Nugroho Anton. Ia adalah kontributor Trans7. (*)
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved