Tirai Cantik dan Kain Sofa Bermotif Batik
BATIK, batik, dan batik. Bisa dibilang, kemana pun mata memandang, mata memang bakal bertemu dengan kain bermotif batik.
Penulis: kelik | Editor: Deddy Rachmawan
BATIK, batik, dan batik. Bisa dibilang, kemana pun mata memandang, mata memang bakal bertemu dengan kain bermotif batik. Begitulah ketika kita berada rumah pasangan suami istri Fenedi dan Nurlaini di Jalan Dr Puwadi, Lorong Jayanti nomor 44, Kenali Besar, Kota Baru, Kota Jambi, tak seberapa jauh dari komplek Rumah Sakit Jiwa.
Batik menyapa sedari masuk ke ruang tamu. Kain bermotif batik ada di sana sebagai kain tirai serta kain pelapis sofa. Batik yang digunakan untuk itu lebih tepatnya adalah kain print motif batik. Motif batik print tersebut adalah semacam motif parang ala Jawa, warna gurat-guratnya hijau cenderung gelap di atas warna dasar putih.
Sebagai pelapis sofa, Nurlaini merancangnya supaya mudah dibongkar pasang. Sebagai tirai, kain print motif batik tadi ada sebagai gorden di semua jendela. Tak cuma di ruang tamu, tapi juga di ruang-ruang lainnya, dari mulai ruang tengah, ruang makan, juga kamar-kamar tidur.
Lima Tahun
Menurut Nurlaini sang nyonya rumah kepada Tribun pada Selasa (17/4) sore, tirai-tirai bermotif batik serta pelapis sofa yang menghiasi kediamannya saat ini merupakan satu dari dua set gorden plus pelapis sofa motif batik yang dimilikinya. Selain tirai dan pelapis sofa yang berbentuk cenderung simpel ini, Nurlaini memiliki juga satu set lagi yang memiliki bentuk lebih klasik dengan susunan lebih rumit, yakni memiliki kombinasi berupa lis cokelat tua.
Nah, tirai dan pelapis sofa yang cenderung bergaya klasik itu justru merupakan juga tirai dan pelapis sofa bermotif batik pertama yang dipunyai Nurlaini. Seingat ibu dua anak ini, rumahnya pertama kali terhiasi tirai-tirai bermotif batik maupun pelapis sofa bermotif batik pada lima tahun lalu. Lalu, wanita yang sehari-sehari berdinas sebagai Kepala Seksi Pengelolaan Koleksi Museum Negeri Jambi tersebut menambahkan satu set tirai bermotif batik dan pelapis sofa dengan bentuk yang lebih simpel seperti sekarang pada dua tahun lalu. Nurlaini menggunakan kedua tirai tadi berselang-seling.
Menurut Nurlaini, memakai tirai bermotif batik ini membuat tirai di rumahnya menjadi punya kekhasan tersendiri. Itu semua karena tirai-tirainya memakai kain-kain yang merupakan pilihannya sendiri. Setahunya lagi, kain-kain bermotif batik yang dipilihnya memang jarang dipakai orang sebagai bahan tirai.
Kepada Tribun yang bertamu ke rumahnya sore itu, Nurlaini berbagi cerita bahwa ia pun sedang menimbang-nimbang untuk memiliki satu lagi set tirai bermotif batik dan kain pelapis sofa. Kalau sebelumnya, ia selalu menggunakan kain bermotif batik dengan corak cenderung kepada batik-batik Jawa, untuk set nomor tiga ini Nurlaini akan memilih kain dengan motif batik ala Jambi.
Jahit Sendiri
Menariknya lagi, mengadopsi tirai bermotif batik ternyata membuat Nurlaini mampu menghemat biaya hampir 75 persen ketimbang jika memakai tirai gorden pada umumnya. Seingat Nurlaini, ia pernah menanyakan ke toko soal kebutuhan kain dan biaya untuk mengerjakan tirai gorden untuk seluruh jendela di rumahnya. Angka yang kemudian muncul adalah sekitar Rp 7 juta.
Namun, ketika kemudian terpikir untuk menghadirkan tirai maupun kain pelapis sofa dari kain motif batik, Nurlaini mendapati bahwa hal tersebut cuma akan menyedot sekitar seperempat biaya yang mesti dikeluarkannya untuk gorden konvensional. Tirai motif batik untuk seluruh jendela di rumahnya, juga kain pelapis sofa, membutuhkan kain motif batik sebanyak tiga kodi alias 60 lembar. Untuk itu semua, Nurlaini cukup merogoh kocek hingga Rp 1,7 juta. Nurlaini mampu lebih menghemat karena ia pun seorang yang terampil menjahit. Karena itu pengerjaan tirai dan pelapis sofa ditanganinya sendiri.
"Semua Ibu kerjakan sendiri. Menjahitnya makan waktu sekitar dua minggu soalnya Ibu ngerjakannya sehabis dari kantor. Biasanya saya jahit pas puasa, sekitar dekat-dekat Lebaran," kata Nurlaini.
Beberapa kali kawan atau tamu yang bertandang ke rumahnya kemudian tertarik melihat tirai serta pelapis sofa dari kain motif batik yang dibuatnya. Malah, ada di antara tetamu itu yang mencoba memesan kepadanya untuk dibuatkan tirai maupun pelapis sof yang serupa. Soal ini, Nurlaini cuma bisa tertawa dan memilih menolak. Kesibukannya di kantor tak memungkinkan dirinya untuk memenuhi permintaan tadi. (yoseph kelik)
Berita Terkait