Puluhan Dompeng Sedot Emas di Sungai Batanghari

TRIBUNJAMBI.COM, MUARA BULIAN- Aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) masih terjadi di Sungai Batanghari

Penulis: Suang Sitanggang | Editor: ridwan

Laporan wartawan Tribun Jambi, Suang Sitanggang
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA BULIAN- Aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) masih terjadi di Sungai Batanghari. Di aliran sungai di Desa Sengkati Baru, Kecamatan Mersam, kini puluhan dompeng tengah beroperasi. Pemilik dompeng mencari emas dengan cara menyedotnya dari dasar sungai.

Aktivitas dompeng dalam jumlah besar itu membuat warga setempat khawatir atas dampaknya. Mereka khawatir tebing sungai akan roboh karena tidak sedikit di antara dompeng itu yang menyedot kerikil dan pasir tak jauh dari tebing sungai. Selain itu ada ketakutan terjadinya pencemaran di dalam sungai itu.

 Kami juga merasa terganggu mendengar hingar bingar suaranya. Mereka menggunakan mesin yang cukup besar, sehingga membuat suasana tenang menjadi gaduh. Kami jadi tidak tenang lagi di kampung kami sendiri,” ucap seorang warga Desa Sengkati Baru kepada Tribun, Kamis (12/3).

Dia mengungkapkan sekilas terlihat pemilik dompeng hanya menambangkan kerikil dan pasir. Namun itu hanya modus pelaku saja, supaya tidak terlihat mereka sedang mencari emas.  Ada terlihat karpet di rakit mereka. Itu artinya mereka mencari emas,” ungkap pria yang tidak mau ditulis namanya itu.

Dompeng atau rakit penambangan yang beroperasi di atas sungai itu, tambahnya, sebagian besar datang dari desa lain. Sudah lebih seminggu puluhan dompeng itu beroperasi. Menurut pria paruh baya itu, tak kurang dari 30 unit dompeng yang mencari emas, yang telah membuat sungai bertambah keruh.

Camat Mersam, Syihabudin, saat dikonfirmasi via ponsel, mengatakan saat ini memang sedang banyak dompeng yang beroperasi di Desa Sengkati Baru. Namun dirinya belum bisa memastikan apakah rakit itu mencari emas yang ada di sungai atau hanya bahan galian berupa pasir dan kerikil saja.

 Saya belum lihat langsung, tapi saya dengar memang puluhan rakit tambang beroperasi,” kata Syihabudin. Dia menyebut bila pemilik dompeng itu hanya mencari kerikil dan pasir tidak menjadi soal selama mendapat izin dari pemerintah. Namun bila mereka mencari emas, ucapnya, itu sudah ilegal.

Ditambahkannya, berdasarkan informasi yang didapat, dompeng tersebut hanya sebagian kecil saja yang dimiliki warga setempat. Sebagian besar datang dari arah hulu dan hilir.  Informasi yang kami dapat ada yang datang dari Desa Terusan. Sekarang kerikil menumpuk di Sengkati Baru,” ungkapnya.

Disinggung reaksi masyarakat atas keberadaan dompeng yang sudah sangat banyak itu, dia mengatakan sampai kemarin belum ada yang melapor merasa resah  atas keberadaan dompeng itu.  Belum ada yang melapor ke kecamatan. Kita belum tahu mereka merasa terusik atau biasa saja,” terangnya.

Sementara itu, Kasi Pengawasan Pertambangan Umum Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Batanghari, Sugianto, mengatakan, pihaknya sudah berulangkali melakukan sosialisasi dan penertiban penambangan ilegal. Pihaknya telah mengingatkan pemilik dompeng supaya tidak menambang emas.

 Izin mereka adalah tambang galian C. Kalau mereka menambang emas di sungai, itu sudah menyalahi aturan,” kata Sugianto. Disinggung upaya yang akan dilakukan, pihaknya akan koordinasi dengan instansi yang lain untuk melakukan aksi bersama.

Dia tidak menyangkal selama ini masih banyak aktivitas penambangan emas tanpa izin di dalam Sungai Batanghari. Hanya saja pihaknya selalu gagal mengamankan para pelakunya. Setiap kali menertibkan para penambang ilegal, ucapnya, yang bekerja di dompeng itu langsung nyebur ke sungai melarikan diri.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved