Ekspedisi Geologi Nalotantan (1)

Masuk ke Hutan Sumay Bermodalkan Nekat

TRIBUNJAMBI.COM - BERPETUALANG ke dalam hutan bukanlah pekerjaan mudah

Editor: Rahimin
Masuk ke Hutan Sumay Bermodalkan Nekat
facebook
Chudori
Muhammad Chudori, Mantan Wartawan

BERPETUALANG ke dalam hutan bukanlah pekerjaan mudah. Selain persiapan mental dan kekuatan fisik, juga harus memiliki peralatan navigasi yang cukup, dan saya hanya bermodalkan nekat. Bila dua bulan lalu saya ikut bertulang ke pedalaman hutan Sumay di Kabupaten Tebo, kali ini, pertengahan Maret, saya kembali nekad mengikuti Coal Expedition Nalotantan.

 Saya berangkat bersama Cecep S Hidayat, seorang ahli geologi dari LAPI ITB Bandung. Bagi saya, lebih tepat menyebutnya dengan Geo Wisata Nalotantan. Sebelum saya berkisah tentang ekspedisi Nalotantan, saya ingin sedikit menceritakan Coal Expedition Sumay. 

 Sebetulnya, ke pedalaman Sumay tidak ada yang istimewa. Kawasan ini sesungguhnya tidak ada lagi hutan. Yang ada adalah hamparan puluhan ribu hektare perkebunan sawit dan Hutan Tanaman Industri milik Sinarmas Group. Pemandangan ini justru membuat saya sedih manakala menyaksikan masyarakat sekitar kesulitan mencari lahan untuk berkebun. 

 Selain rata oleh perkebunan swasta, penetapan tapal batas kawasan Hutan Produksi (HP) oleh Pemerintah sudah sampai ke belakang dapur dan pemakaman umum. Konflik antara masyarakat dengan perusahaan dan perambah liar yang datang dari luar Jambi sudah lama berlangsung di Tebo. 

 Pertikaian hebat pecah dua bulan lalu antara perambah liar (penduduk setempat menyebutnya dengan istilah pendatang haram) dengan PT Lestari Asri Jaya. Tidak sedikit yang terluka bahkan ada yang tewas pada pertikaian itu. Persoalan tumpang tindih perizinan, bukan hal aneh di Tebo. Dari 62 izin eksplorasi tambang batu bara, mayoritas berada di kawasan hutan HP. Bahkan ada yang masuk kawasan HTI dan HPL yang sudah dikeluarkan izin perkebunan. Inilah faktor utama kenapa hanya empat buah saja pemilik tambang di Tebo yang produksi. 

 Selebihnya masih "terperangkap" dalam kemelut tumpang tindih perizinan serta kesulitan mendapatkan izin pinjam pakai hutan HP. Padahal potensi kandungan batu bara di daerah ini sangat besar, lebih dari cukup membuat Tebo kaya. 

 Menurut saya, perjalanan ke belantara Nalotantan Kabupaten Merangin jauh lebih menarik dan penuh tantangan. Sebagai pemandu tim geologi, saya benar-benar ingin menikmati petualangan ini. Menurut data, potensi kandungan batu bara di Merangin memang minim dibanding Kabupaten Bungo, Tebo, Tanjab Barat, Sarolangun, Batanghari dan Muaro Jambi. 

 Sungguhpun begitu, Merangin termasuk penghasil tambang biji besi terbesar di Jambi. Kawasan ini terletak di bagian utara Merangin, merupakan bagian dari lereng Bukit barisan. Namun izin usaha pertambangan yang ada semuanya berada dalam kawasan hutan penggunaan lain (HPL). Kondisi ini amat jauh berbeda dengan Kabupaten Tebo yang izin tambangnya berada di kawasan hutan HP.  
Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved