Hikmah Maulid
Maulid Bawa Semangat Pembaruan
KINI kita kembali ke dalam bulan Rabiul awwal, bulan Nabi Besar Muhammad SAW dilahirkan ke tengah masyarakat.
Oleh: Prof Dr A Husein Ritonga M.Ag*
KINI kita kembali ke dalam bulan Rabiul awwal, bulan Nabi Besar Muhammad SAW dilahirkan ke tengah masyarakat yang sedang dalam keadaan gelap gulita, dan jauh dari nilai-nila moral serta cahaya kebenaran. Pada waktu itu, tidak ada ketentuan hukum yang mengatur kehidupan bangsa Arab.
Karena mereka telah lama melupakan ajaran para rasul terdahulu. Sehingga berlakulah hukum rimba. Yang kuat dan berkuasa menang. Yang lemah dan kalah tertindas. Penindasan waktu itu merajalela dan bertentangan dengan kemanusiaan. Sehingga bangsa Arab saat itu, dikenal sebagai bangsa yang rendah budi pekertinya.
Sudah menjadi sunatullah, bahwa apabila pada suatu masyarakat telah mengalami puncak kekacauan dan kerusakannya. Maka Allah mengutus orang yang akan memperbaiki keadaan masyarakat yang ada. Begitulah di setiap zaman dari dulu sampai sekarang.
Allah mengutus Nabi Muhammad SAW untuk memperbaiki nilai‑nilai moral manusia yang telah rusak dan merombak struktur masyarakat jahiliyah yang sesat. Sehingga benar‑benar kelahiran Nabi Muhammad SAW menjadi rahmat, bukan saja bagi masyarakat Arab tetapi bagi seluruh dunia.
Karena itu sangat benar firman Allah SWT. "Dan tiada Kami mengutusmu (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam." (QS. Al‑Anbiya:107). Pada bulan ini ummat Islam menyambut dan memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan berbagai cara.
Hal ini bukti rasa cinta kita kepada beliau, di samping itu peringatan Maulid Nabi dijadikan motivasi untuk menggali dan meneladani nilai‑nillai ruhaniah yang dimiliki, yang dengan kekayaan ruhaniah itulah Nabi Muhammad SAW telah sukses dalam melaksanakan fungsinya sebagai Rasul Allah dan sebagai Kepala Negara pada waktu itu.
Sebagian dari tugas pokok Rasulullah Muhammad saw adalah sebagaimana difirmankan Allah SWT. "Dia‑lah (Allah) yang telah mengutus kepada kaum yang buta huruf, seorang Rasul dari bangsanya, yang membacakan kepada mereka Ayat‑ayat‑Nya, mensucikan mereka (dari kemusyrikan dan akhlak yang buruk), yang mengajarkan kepada mereka Kitab dan ilmu hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelum kedatangan Rasul itu benar‑benar dalam kesesatan yang nyata." (QS. Al‑Jum'ah:2)
Dalam ayat ini Allah menerangkan tentang tugas pokok Nabi Muhammad saw. Yang mesti diteladani yaitu:
1. Membacakan ayat‑ayat Allah yang tersurat dan tersirat dalam Al‑Qur'an serta membersihkan kaumnya dari kemusyrikan. Keimanan kepada Allah yang diwarnai oleh kemusyrikan, sehingga di sekeliling Baitullah penuh dengan berhala, dan oleh Nabi Muhammad dimusnahkan dan diluruskan.
2. Memperbaiki nilai‑nilai moral dan tatanan masyarakat yang telah rusak yaitu: Dari saling aniaya dimana yang kuat menindas yang lemah, menjadi kaum yang paling mencintai laksana saudara kandung.
Lalu dari cara hidup menghalalkan segala cara menjadi masyarakat yang disiplin dan benar‑benar menta'ati hukum, sehingga tercipta masyarakat yang temteram dan damai. Bisa juga disebut dengan masyarakat madani yang berperadaban. Selanjutnya dari sistem perekonomian kapitalis menjadi perekonomian yang adil dan merata, dimana antara si kaya dan si miskin saling mengisi dengan dasar kasih sayang.
3. Mengajarkan Kitab, yaitu Al‑Qur'an yang isinya sangat lengkap dan universal meliputi segala macam aspek kehidupan manusia baik menyangkut masalah pribadi maupun social kemasyarakatan dan ketatanegaraan.
4. Mengajarkan ilmu hikmah, agar segala ucapan dan tindakan selalu benar dan mengajarkan ilmu‑ilmu yang belum diketahui sebelumnya. Sehingga dengan kerasulan Nabi Muhammad saw: akal dan fikiran manusia menjadi terbuka, menimbulkan banyak cendikiawan muslim dalam segala cabang ilmu yang berkembang dewasa ini.
Dari ungkapan dan uraian di atas tampak jelas sekali tugas utama Rasulullah adalah mengubah pola pikir (mindset) masyarakat dari kemusyrikan, ketidakdisiplinan serta kebiadaban menjadi sebuah tatanan masyarakat yang berperadaban tinggi.
Memang harus diakui tugas dan tantangan mengubah pola pikir itu sesuatu yang sulit diukur dan cukup sulit diwujudkan, apalagi dalam era kita kini. Namun bukan berarti itu tidak bisa diwujudkan kalau upaya ke arah itu dilakukan bersama‑sama oleh setiap muslim, baik orang tua, pendidik dan pemerintah serta berbagai regulasi dan kebijakan diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut,.
Tugas Rasulullah dalam memperbaiki ummat jahiliyah serta mengadakan pembaharuan besar‑besaran dalam segala aspek kehidupan dapat diselesaikan dalam waktu singkat yaitu kurang dari seoerempat abad. Sungguh suatu keberhasilan yang tak ada taranya. Belum pernah ada dalam catatan sejarah seorang pemimpin dunia mencapai sukses besar dalam waktu sesingkat ini.
Yang perlu kita tahu adalah cara dan metode bagaimana yang dilakukan Rasulullah dalam membangun dan memperbaharui ummatnya? Kunci keberhasilan Rasulullah SAW dalam mengemban misinya ialah beliau mempunyai kesiapan mental yang kokoh yaitu dengan iman yang teguh dan akhlak yang sempurna.
Dalam membina ummatnya, beliau mendahulukan pendidikan mental dengan menanamkan akidah tauhid yang kuat dan akhlak mulia sebelum membangun bidang‑budang lahiriyah, sehingga usaha pembangunan dibidang lahiriyah pun dapat berjalan dengan lancar, penuh semangat, jujur dan terampil.
Faktor keteladanan dan budi pekerti luhur yang selalu ditunjukkan Rasulullah saw merupakan kunci utama keberhasilan misinya. Jadi keberhasilan Nabi Muhammad SAW bukan karena ditunjang oleh nilai‑nilai material, tetapi kepemimpinan Nabi Muhammad saw menjadi figure pemimpin dunia yang sangat dikagumi dunia Barat dan Timur.
Keberhasilan risalah Nabi Muhammad SAW akan menjadi petunjuk dan suri tauladan dalam keberhasilan tugas‑tugas kita, baik sebagai pemimpin keluarga ,masyarakat, bangsa dan Negara. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. "Sesungguhnya telah ada pada pribadi Rasulullah itu suri tauladan yang baik (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan (kedatangan) hari akhir dan dia banyak menyebut nama Allah." (QS. Al‑ Ahzab :21)
Selanjutnya, marilah kita berusaha mengikuti dan meneladani kehidupan Rasulallah saw.dalam segala gerak langkah kita agar senantiasa kita diridhoi dan dicintai Allah. "Katakanlah hai Muhammad ! Kalau kalian mencintai Allah, ikutilah aku, tentu Allah mencintai kalian..(QS. Ali Imran : 31). (*)
*Ketua MUI Provinsi Jambi