Citizen Journalism
Komunitas Hijabers Jambi, Nggak Cuma Soal Style
MEMILIH Kantin Wira di dalam Kampus Unbari sebagai tempat mengobrol ternyata menjadikan saya dan Maya Wiranty pusat perhatian.

Oleh: Risni Ade Sandra*
MEMILIH Kantin Wira di dalam Kampus Unbari sebagai tempat mengobrol ternyata menjadikan saya dan Maya Wiranty pusat perhatian bagi para pengunjung lainnya. Bukan, itu bukan karena kami pada Sabtu (21/1) sekitar pukul 10.30 itu memborong makanan di sana. Magnet hal itu saya pastikan adalah penampilan Maya.
Wakil Ketua Komunitas Hijabers Jambi itu memang tampil penuh gaya pada Sabtu pagi tersebut. Penampilannya yang simpel dan chic, plus cara mengenakan jilbab yang tidak biasa, sukses memikat perhatian para pengunjung kantin.
Mengenakan jilbab atau hijab memang sudah melampaui status awalnya, yakni sebagai bentuk pakaian yang diwajibkan dalam agama Islam bagi kaum perempuan. Kenyataannya, jilbab sudah menjadi bagian dari tren fesyen saat ini.
Membicarakan tren fesyen bagi muslimah berjilbab di Indonesia akhir-akhir ini, pastinya tidak asing lagi dengan nama Dian Pelangi, seorang perancang busana muslimah dan blogger fesyen yang terkenal terampil soal mix and match stylish busana-busana berhijab. Pakaian-pakaian berjilbab yang dikenakannya selalu terlihat chic dan tidak biasa. Dian Pelangi inilah yang memelopori keberadaan Komunitas Hijabers. Saat ini, Komunitas hijabers sudah ada di beberapa kota di Indonesia, termasuk di Jambi.
Nah, Maya, yang Sabtu itu mengenakan blus pink polkadot biru serta jilbab warna senada, memberikan cerita di balik berdirinya Komunitas Hijabers Jambi. Katanya, semua berawal ketika Gyzcha Alova membuka fanpage Komunitas Hijabers Jambi di jejaring sosial Facebook.
Pertama kali buka fanpage, cuma 10 orang yang gabung,” kata Maya seraya lantas menyeruput teh hangat pesanannya.
Walau baru 10 orang yang bergabung saat itu, mereka akhirnya melakukan gathering, yaitu ajang kumpul, agar semua anggota komunitas akrab satu sama lain. Tantangan saat gathering pertama itu adalah mereka tidak saling mengenal dan dirasa sulit menyatukan ide. Namun, ketakutan tersebut ternyata menjadi gelembung saja. Sharing pengetahuan seputar Islam dan wanita saat itu berlangsung lancar.
Sekarang anggota Komunitas Hijabers Jambi ada 399 orang lho,” ucap Maya tentang perkembangan komunitasnya saat ini. Jumlah tersebut adalah anggota yang bergabung via Facebook saja, yang bergabung di twitter juga sekitar 300-an orang. Namun, anggota resmi baru sekitar 150-an orang.
Nge-like fanpage aja udah jadi anggota kok,” kata gadis yang kesibukan sehari-harinya untuk mengajar di TK, memberi jasa les privat serta terjemahan bahasa Inggris, juga menyusun skripsi itu. Imbuhnya, jika hendak menjadi anggota resmi, selain nge-like fanpage, peminat dipersilakan juga datang ke basecamp Hijabers Community Jambi (HCJ) di Fatimah Galeri Muslim, Jalan. Martadinata nomor 40, Sungai Kambang, Telanaipura.
Di galeri ntar dikasih formulir, kita isi trus membayar uang pendaftaran dua puluh ribu rupiah, yang sepuluh buat amal, sepuluh lagi buat uang kas,” ucap Maya menerangkan prosedur bergabung ke HCJ.
Begitu bergabung, tiap anggota akan mendapat kartu anggota. Ketika ditanya mengenai kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan para hijabers, Maya menjawab dengan antusias.
Kegiatan yang dilakukan ada banyak, tapi yang paling berkesan itu waktu kita ke panti,” ucap Maya. Sekitar 40 orang hijabers saat itu bersama-sama mengunjungi Panti Asuhan Ibadurrahman di kawasan Arizona, Kota Jambi. Sebelum melakukan kegiatan charity tersebut, penggalangan dana dilakukan melalui fanpage Hijabers. Mereka yang memberi bantuan berupa uang mengirimkannya langsung ke rekening Hijabers Community Jambi. Agar para donatur percaya bahwa kegiatan tersebut benar ada dan sumbangan benar-benar diberikan ke Panti Asuhan tersebut, maka hasil dokumentasi berupa foto-foto saat kegiatan charity dilakukan di-share ke fanpage.
Kegiatan Charity hanyalah satu dari banyak kegiatan yang dilakukan di HCJ. Rutin juga dilakukan mereka setiap minggu adalah kegiatan tilawah dan saritilawah Al Quran dengan mendatangkan ustadz ke basecamp HCJ. Selain itu, ada learning and sharing, dimana para anggota saling berdiskusi dan membahas sesuatu dengan santai, misalnya seputar wanita, agama,dan isu politik terhangat.
Eksistensi komunitas ini semakin menjadi ketika mereka meng upload video tutorial memakai jilbab ke Youtube. Komunitas Hijabers memang tidak sekadar soal gaya dan penampilan luar, tapi juga melakukan banyak hal untuk meningkatkan kualitas diri secara rohani.
Mereka juga sudah pernah diundang ke sebuah acara talkshow. Itu tidak cuma sekali, tapi dua kali di dua stasiun radio di Jambi.
*Pegiat Pers Mahasiswa PATRIOTIK Universitas Batanghari