Runtuhnya Jembatan Mahakam
Penyebab Rubuhnya Jembatan Kukar Terkuak
TRIBUNJAMBI.COM - Tim Evaluasi dan Investigasi Teknik runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara sudah mengambil kesimpulan.
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Tim Evaluasi dan Investigasi Teknik runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara sudah mengambil kesimpulan perihal rubuhnya jembatan yang terjadi pada akhir November 2011 lalu. Ketua Tim Evaluasi dan Investigasi Teknik runtuhnya Jembatan Kukar Iswandi Imran menyebut, Jembatan Kukar ambruk akibat akumulasi kegagalan yang dimulai sejak perencanaan hingga perbaikan akhir yang dilakukan. Hal itu menyebabkan suatu kegagalan struktur.
Menurut Iswandi, jembatan yang dibangun sejak tahun 1995 dan mulai dioperasionalkan pada tahun 2001 ini mengalami keruntuhan total saat proses pemeliharaan sedang berjalan. Keruntuhan ini diperkirakan dipicu karena adanya tegangan tambahan yang terjadi saat pekerjaan pemeliharaan tersebut.
Dia menambahkan, berdasarkan informasi yang didapat dari survei lapangan, data perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan dan kronologi kerusakan struktur, telah dilakukan proses jacking di tengah bentang. Jacking pertama dilakukan di sisi hilir hingga hanger memendek 15 cm dalam tiga tahapan, dengan tiap tahapan memendek 5 cm.
Setelah itu dilanjutkan dengan jacking di sisi hulu. Pada saat inilah, hanger dan kabel utama terputus. "Putusnya sambungan ini memicu keruntuhan jembatan secara total dalam waktu kurang dari 20 detik," ujarnya.
Kgagalan elemen struktur umumnya terjadi pada sistem sambungan atas, yaitu antara batang hanger dan kabel utama. Hal ini mengindikasikan sistem sambungan adalah titik lemah dalam lintasan gaya. Sistem sambungan ini mengalami kondisi pemusatan tegangan akhibat perubahan geometri yang sangat drastis.
Saat sambungan antara hanger dan kabel utama ini putus, ada gaya atau tegangan yang besarnya dua kali dari kondisi sehari-hari. Tiap harinya tegangan atau gaya antara sambungan antara hanger dan kabel utama hanya berkisar sekitar 40 ton. Sambungan hanger dan kabel utama yang putus ini berada pada titik ke 13 dari 26 titik yang ada pada jembatan gantung tersebut.
"Setelah sambungan ini putus mengakibatkan sambungan lainnya ikut terputus atau terjadi efek domino," katanya.
Selain itu, tim Iswandi juga menemukan adanya kegagalan patah getas material sambungan yang mengalami pelemahan akibat fatik atau kelelahan bahan akibat beban berulang yang berlangsung terus menerus, fraktur, korosi dan stress concentration. Material sambungan ini terbuat dari ductile cast iron FCD 60 yang artinya memiliki kekuatan sebesar 600 Mega Pascal. Namun, lanjut Iswandi, idealnya untuk sambungan ini menggunakan baja cor.
Perubahan geometri yang mendadak juga menjadi akibat pola keruntuhan jembatan tersebut. Iswandi menjelaskan perubahan geometri ini mengakibatkan perubahan penampang dari bulat menjadi persegi sehingga memicu konsentrasi tegangan. "Kalau mendadak akan mengakibat semakin tingginya peningkatan tegangan yang terjadi," ujarnya.
Sementara kegagalan sekunder, lanjutnya, diakibatkan kurang terencananya proses pembangunan Jembatan Kukar tersebut. Selain itu, kondisi ini tidak diatasi dengan meminta masukan atau saran dari praktisi pakar ahli baik dari dalam maupun luar negeri.
Dengan adanya kesimpulan tersebut, Iswandi berharap bisa menjadi masukan dan pengalaman agar kesalahan yang serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang. "Ini pelajaran yang tidak ternilai. Penemuan ini tidak dimaksudkan untuk menyalahkan pihak tertentu tetapi mencari apa yang kurang benar dan harus diluruskan," katanya.