Belanja Musiman Saat Ibadah Haji
BELANJA memang kegemaran kaum perempuan. Rasanya kalau tidak belanja, seperti ada yang kurang, apalagi pergi ke tanah suci
Penulis: ridwan | Editor: Rahimin

TRIBUN JAMBI/JARIYANTO
CJH saat mengikuti pelepasan di Stadion KONI Bumi Masurai Bangko
Laporan H Abdul Kadir Husein
Kakanwil Kemenag Jambi dari Mekah
BELANJA memang kegemaran kaum perempuan. Rasanya kalau tidak belanja, seperti ada yang kurang, apalagi pergi ke tanah suci ini tidak setiap saat. Menjelang wukuf di Padang Arafah, jamaah haji memperbanyak ibadah, baik salat maupun zikir di Masjidil Haram, terutama di waktu subuh.
Mengingat cuaca panas, jamaah lebih banyak Salat Zuhur dan Ashar di pemondokan atau masjid terdekat. Biasanya ketika cuaca agak adem menjelang magrib, mereka lalu ke Masjidil Haram, dan pulang pukul 20.00. Karena Masjidil Haram dikeliling pasar yang menjual berbagai pernak-pernik yang bisa dibawa pulang buat oleh-oleh, banyak jamaah yang pergi.
Sekadar cuci mata, namun ada juga yang membeli cenderamata. Ya, memang awalnya hanya melihat-lihat saja. Tapi lama kelamaan, mereka menjadi tergoda dengan bujuk rayu pedagang. Ujung-ujungnya dari semula tidak ada niat membeli, tiba-tiba tergerak juga mau membeli. Cendramata yang dijual beragam, mulai dari sajadah, kopiah haji, selendang, gelang- gelangan, batu permata, sampai mainan anak-anak.
Padahal barang-barang yang diperdagangkan oleh pedagang di Mekah diproduksi di Indonesia seperti kopiah haji, selendang dan batu-batuan tadi. "Tapi tak apalah yang penting berkahnya tanah haram saja," kata seorang teman saya yang kebetulan membeli mainan untuk cucunya.
Setelah barang-barang tadi terbeli, sekarang timbul masalah karena barang tadi menumpuk banyak, koper sudah penuh. Tidak ada jalan lain rupanya Allah SWT itu sangat adil sama hambanya, maka ini adalah bagian atau rezekinya jasa kargo. Untuk diketahui saja, ternyata jasa kargo sudah mengirim hampir satu ton barang-barang milik jemaah Jambi kloter 1 Embarkasi Batam.
Kemungkinan tumpukan barang cendramata inipun akan bertambah. Mau tahu harga barang-barang itu? Ya, harganya sangat variatif dan terjangkau. Sebagai contoh, harga sajadah saja antara 25 sampai 35 rial. Selendang berharga 15 sampai 20 rial, pernak-pernik gelang, cincin dan batu-batuan sekitar 25 rial per buah.
Sedangkan berat barang yang boleh dibawa pulang ke Indonesia oleh jamaah tidak boleh lebih dari 35 kilogram. Satu kilogram barang bawaan tarif kargonya sekitar 12 rial atau Rp 30 ribu per kilogram. Sekadar informasi saja menyangkut kesehatan jamaah sampai saat ini tidak ada masalah yang terlalu serius, artinya semua jamaah sehat walafiat.
Paling-paling batuk, flu karena pengaruh udara panas di Mekah. Ada juga yang nyeri otot karena banyak jalan, tawab. Sampai saat ini yang sudah dirujuk ke BPHI sebanyak 9 orang karena sakit bawaan, seperti diabetes, stroke ringan, jantung dan paru-paru. (ridwan junaidi)
Kakanwil Kemenag Jambi dari Mekah
BELANJA memang kegemaran kaum perempuan. Rasanya kalau tidak belanja, seperti ada yang kurang, apalagi pergi ke tanah suci ini tidak setiap saat. Menjelang wukuf di Padang Arafah, jamaah haji memperbanyak ibadah, baik salat maupun zikir di Masjidil Haram, terutama di waktu subuh.
Mengingat cuaca panas, jamaah lebih banyak Salat Zuhur dan Ashar di pemondokan atau masjid terdekat. Biasanya ketika cuaca agak adem menjelang magrib, mereka lalu ke Masjidil Haram, dan pulang pukul 20.00. Karena Masjidil Haram dikeliling pasar yang menjual berbagai pernak-pernik yang bisa dibawa pulang buat oleh-oleh, banyak jamaah yang pergi.
Sekadar cuci mata, namun ada juga yang membeli cenderamata. Ya, memang awalnya hanya melihat-lihat saja. Tapi lama kelamaan, mereka menjadi tergoda dengan bujuk rayu pedagang. Ujung-ujungnya dari semula tidak ada niat membeli, tiba-tiba tergerak juga mau membeli. Cendramata yang dijual beragam, mulai dari sajadah, kopiah haji, selendang, gelang- gelangan, batu permata, sampai mainan anak-anak.
Padahal barang-barang yang diperdagangkan oleh pedagang di Mekah diproduksi di Indonesia seperti kopiah haji, selendang dan batu-batuan tadi. "Tapi tak apalah yang penting berkahnya tanah haram saja," kata seorang teman saya yang kebetulan membeli mainan untuk cucunya.
Setelah barang-barang tadi terbeli, sekarang timbul masalah karena barang tadi menumpuk banyak, koper sudah penuh. Tidak ada jalan lain rupanya Allah SWT itu sangat adil sama hambanya, maka ini adalah bagian atau rezekinya jasa kargo. Untuk diketahui saja, ternyata jasa kargo sudah mengirim hampir satu ton barang-barang milik jemaah Jambi kloter 1 Embarkasi Batam.
Kemungkinan tumpukan barang cendramata inipun akan bertambah. Mau tahu harga barang-barang itu? Ya, harganya sangat variatif dan terjangkau. Sebagai contoh, harga sajadah saja antara 25 sampai 35 rial. Selendang berharga 15 sampai 20 rial, pernak-pernik gelang, cincin dan batu-batuan sekitar 25 rial per buah.
Sedangkan berat barang yang boleh dibawa pulang ke Indonesia oleh jamaah tidak boleh lebih dari 35 kilogram. Satu kilogram barang bawaan tarif kargonya sekitar 12 rial atau Rp 30 ribu per kilogram. Sekadar informasi saja menyangkut kesehatan jamaah sampai saat ini tidak ada masalah yang terlalu serius, artinya semua jamaah sehat walafiat.
Paling-paling batuk, flu karena pengaruh udara panas di Mekah. Ada juga yang nyeri otot karena banyak jalan, tawab. Sampai saat ini yang sudah dirujuk ke BPHI sebanyak 9 orang karena sakit bawaan, seperti diabetes, stroke ringan, jantung dan paru-paru. (ridwan junaidi)