Tabung Gas 3 Kg Disimpan di Kamar Mandi

KERINCI, TRIBUNJAMBI.COM – Meskipun distribusi kompor dan tabung gas LPG 3 kilogram

Penulis: edijanuar | Editor: ridwan

Laporam wartawan Tribun Jambi, Edi Januar
KERINCI, TRIBUNJAMBI.COM – Meskipun distribusi kompor dan tabung gas LPG 3 kilogram, sudah hampir selesai dilakukan. Namun, banyak warga yang belum berani memanfaatkan kompor tersebut untuk keperluan sehari-hari. Bahkan, ada di antara warga yang menyimpan kompor dan tabung gas itu di kamar mandi.

 Hingga saat ini kompor masih kami simpan dalam kamar mandi, karena kami khawatir kompor tersebut bisa meledak karena kepanasan,” ujar Urmadiawan, warga Batu Gantih, Kecamatan Gunung Kerinci, kepada Tribun, Selasa (31/5).

Ketakutan warga, katanya, karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan petugas, sehingga banyak warga yang tidak mengerti, dan akhirnya tidak berani memanfaatkan kompor tersebut.

"Cukup di Jawa saja yang menjadi lautan lumpur, jangan sampai Kerinci lagi yang menjadi lautan api,” katanya.

Hal senada juga disampaikan Asnizar, warga Semerah, Kecamatan Sitinjau Laut. Ia mengaku, meskipun sudah tiga hari menerima kompor, namun hingga saat ini masih ia simpan di dalam gudang.

"Kita belum terbiasa menggunakan gas, apalagi sejak beberapa tahun terakhir sering muncul tayangan di TV, soal meledaknya tabung gas tiga kilo, yang merenggut korban jiwa,” jelasnya.

Warga Bedeng Delapan, Kecamatan Kayu Aro, Weli, ketika diminta komentarnya. meminta agar pemerintah menarik gas tiga kilo yang sudah beredar di masyarakat. Hal tersebut demi keamanan warga, sembari menunggu dilakukannya sosialisasi ulang.

"Pemerintah juga harus memikirkan keselamatan warga. Selain melakukan sosialisasi ulang, asuransi untuk pengguna elpiji tiga kilo gram juga harus segera disiapkan, sehingga jika  terjadi kerugian, ada pihak yang bisa diminta pertanggungjawaban,” ungkapnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Kerinci, Mansuri Madin, melalui Kasi Energi, Migas dan Kelistrikan, Afyar, mengatakan, sejauh ini belum ada masalah berarti, karena pihaknya selalu melakukan pengawasan di lapangan selama berlangsungnya distribusi tabung. Sehingga jika terjadi kejanggalan bisa segera diketahui.

"Memang ada beberapa kasus kecil, seperti yang terjadi di Desa Bunga Tanjung, Kecamatan Sitinjau Laut. Di sana ditemukan tabung yang bocor, setelah dicek ternyata memang benar, sehingga distributor diminta menarik tabung tersebut, dan menggantinya dengan tabung lain,” jelas Afyar.

Untuk menghindari tabung yang bocor, warga terlebih dahulu diminta melakukan pemeriksaan. "Kita minta warga sebelum terima tabung, untuk merendamnya terlebih dahulu. Dengan demikian kebocoran tabung akan bisa diketahui, jika bocor silakan kembalikan dan jangan digunakan,” tambahnya.

Sekretaris Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kerinci, Afrizal, mengatakan, Jumat mendatang akan segera memanggil konsultan, untuk mempertanyakan program konversi gas di Kabupaten Kerinci. "Kita akan mempertanyakan hal tersebut kepada mereka,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved