Malam Tak Pernah Membosankan di Taman Jaksa

MELINTAS lah di Jalan Sri Sudewi, Jambi, ketika malam datang.

Penulis: kelik | Editor: Nani Rachmaini
zoom-inlihat foto Malam Tak Pernah Membosankan di Taman Jaksa
TRIBUNJAMBI/HANIF BURHANI
Suasana jajanan di Taman Jaksa, Jalan Sri Sudewi, Kota Jambi.
MELINTAS lah di Jalan Sri Sudewi, Jambi, ketika malam datang. Pilihlah waktu antara pukul 19.00 hingga sekitar 01.30. 

Pada kisaran jam tersebut, di taman kecil yang mengapit dua sisi ruas Jalan Sri Sudewi, dekat Simpang Tiga Telkom dan gerai restoran Cwie Mie Malang Ro, bakal terlihat keramaian. Mobil- mobil serta sepeda-sepeda motor terparkir di pingiran dua sisi jalan. Di dalam taman ada kerlap- kerlip lampu seperti kunang-kunang tengah melayang di antara semak. Dari sepasang taman di kiri maupun di kanan bakal terdengar pula dentuman musik dari jenis reggae, hip hop, hingga R & B. 

Semua itu bukan pula pemanis bagi taman yang kosong. Di tempat yang biasa disebut kalangan muda Jambi sebagai Taman Jaksa tersebut, ada kursi-kursi pendek, meja rendah, juga gelaran tikar lesehan tempat orang nongkrong melewatkan malam hingga memasuki dini hari. 

Teman melewatkan malam di Taman Jaksa adalah minuman panas-dingin, makanan cepat saji ala kafe pinggir jalan, serta shisa si rokok aneka rasa dalam tabung tinggi berselang ala Arab. Ada tiga kafe pinggir jalan di Taman Jaksa. Ketiganya melayani pesanan pengunjung mereka dari booth tempat meracik makanan dan minuman. 

Shaker
Satu di antara kafe pinggir jalan di Taman Jaksa adalah Shaker. Ini merupakan usaha kongsi  sekawan yakni Ferdian (31) dan Nando (31). Shaker merupakan kafe pinggir jalan pertama yang menjajakan dagangan di Taman Jaksa  

"Ini mulai ramai dari empat tahun lalu," kata Ferdian kepada Tribun yang menemuinya di Taman Jaksa pada Jumat (6/5) sekitar pukul 20.00. Imbuhnya, area mereka berjualan yakni di sekitar depan bangunan Mess PU dulunya jauh dari kata terawat. Empat tahun lalu, sisi taman di bagian itu tak sebersih sisi taman di seberang jalan, yang memang sudah sedari dulu menjadi tempat berjualan hidangan sarapan di pagi hari. Tempat mereka berjualan kini dulunya banyak ditumbuhi rumput tinggi yang merendam kaki hingga sekitar betis.

"Malam-malam lewat sini, saya berhenti di pinggir jalan, lihat kemari dan baru sadar kalau tempat ini kalau dibersihkan bakal jadi tempat berjualan yang menarik," kata Nando bercerita tentang sepotong kejadian pada suatu malam empat-lima tahun silam.

Maka, sehabis Lebaran 2007, Nando dan Ferdian pun mulai merintis kafe pinggir jalan yang di Taman Jaksa. Usaha kuliner untuk tempat nongkrong ini semula cuma menempati area sekitar 3 x 5 meter yang tak seberapa jauh dari trotoar. Itulah area awal yang mereka bersihkan dari rumput. 

Area mereka selama tiga tahun kemudian berjualan lantas meluas ke belakang hingga batas jalan akses masuk ke bangunan Mess PU. Sebulan terakhir, mereka kembali memerluas tempat jualan mereka ke lahan di seberang jalan akses menuju Mess PU. Lahan itu sebelumnya berumput cukup tinggi pula. Berbarengan dengan itu, di taman di sisi seberang jalan menyusul berdiri pula dua kafe pinggir jalan lain yang menambah keramaian Taman Jaksa di malam hari. Akhirnya, taman ini lantas menjadi tempat pilihan nongkrong banyak kawula muda Jambi, khususnya pada akhir pekan..

Ramah di Kantong
Kini, Shaker sendiri akhirnya memiliki delapan meja plus delapan tempat lesehan. Shaker pun sekarang membagi layanan mereka dalam dua booth. Booth pertama bernama Shakerbox yang melayani peracikan minuman dan dikendalikan oleh Nando, sedangkan booth kedua bernama Shakerfood yang berkonsentrasi mengelola peracikan makanan juga dikendalikan oleh Ferdian. Mereka kini juga memiliki sebuah mobil VW Combi modif bercat motif gothik yang difungsikan sebagai tempat memutar musik.

Menurut Ferdian, minuman terdiri dari aneka racikan minuman yang dijamin non alkoho. Minuman-minuman itu memiliki penyajian ala kafe. List-nya meliputi antara lain aneka jus, mocktail, serta kopi dan coklat. Banderolnya sangat terjangkau kantong yakni mulai dari Rp 7.000 sampai dengan Rp 9.000. Untuk makanan, pilihan berupa aneka makanan teman nongkrong semacam nasi goreng, kentang goreng, mie instan rebus dan goreng, serta roti bakar dan aneka olahan pisang. Banderol harganya juga ramah di kantong yakni Rp 6.000 sampai dengan Rp 10 ribu.

Untuk yang doyan shisa, Shaker menawarkan 14 pilihan rasa dari mulai mint dan cocktail hingga bubble gum dan cappucino. Layanan shisa ini bisa ditebus dengan harga Rp 25 ribu. Nah, untuk mereka yang menginginkan mengisap shisa sambil ditemani snack cukup menambah uang sebesar Rp 5.000 menjadi Rp 30 ribu.  Pingin lebih seru lagi, bisa saja pesan paket berbanderol Rp 50 ribu yang bakal dilengkapi pula dengan tambahan pilihan minuman.

Nah, jika malam sedang terasa suntuk, boleh lah rasanya untuk mencari pelipur di Taman Jaksa. Sebab selain nongkrong, ngobrol, minum-makan, hingga mengisap shisa, di sana kerap pula dihelat acara nonton bareng siaran langsung sepakbola. Ya, malam memang tak pernah membosankan di Taman Jaksa. (yoseph kelik)         

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved