Haji Lamidin Rela Hibahkan Tanah untuk Sekolah

Sering kita dengar ada warga nekat menyegel sekolah karena merasa bangunan sekolah itu berada

Penulis: Hendri Dunan | Editor: Rahimin
Haji Lamidin Rela Hibahkan Tanah untuk Sekolah
dunan/tribun jambi
Lugimin anak H Lamidin

Sering kita dengar ada warga nekat menyegel sekolah karena merasa bangunan sekolah itu berada di atas tanah warisan. Bahkan ada yang ramai-ramai minta ganti rugi kepada pemerintah karena merasa tanah yang diserahkan orangtua mereka itu adalah hak waris mereka. 


 Warga Kota Jambi beruntung memiliki orang seperti almarhum Haji Lamidin. Juga beruntung ada warga yang menjunjung tinggi wasiat orangtua seperti Lugiman, putra Haji Lamidin. Keluarga ini mengibahkan tanah seluas 1,6 hektare untuk pembangunan sekolah dan tempat pemakaman umum.

 Haji Lamidin adalah pria Jawa yang lama merantau di Jambi, tepatnya di Talang Gulo. Awalnya dia bukanlah siapa-siapa. Dia merupakan petani karet biasa. Kehidupan sehari-harinya diisi dengan menyadap karet. 

 Namun, berkat penderitaannya itulah dirinya mampu melihat kepedihan, kesedihan dan kesusahan masyarakat di tempatnya tinggal untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Bahkan, untuk membantu masyarakat di lingkungannya itu, ia rela menghibahkan tanahnya seluas, 40 tumbuk untuk pembangunan gedung sekolah dasar (SD) dan 66 tumbuk untuk dijadikan tempat pemakaman umum (TPU).

 "Apa yang kami sampaikan ini merupakan amanat almarhum Bapak saya Haji Lamidin untuk membantu masyarakat," ujar Lugiman, anak Lamidin yang tinggal di RT 26 Kenali Asam Bawah, Kota Jambi, kemarin.

 Di mata Lugiman, ayahnya selalu hidup dengan keprihatinan. Prihatin terhadap dirinya dan keluarga, juga prihatin dengan kehidupan yang ada di depan matanya. Setiap melihat anak-anak usia sekolah harus membantu orangtua mereka menyadap pohon karet, Lamidin merasa sangat prihatin. Dan keprihatinan itu selalu disampaikan kepada keluarganya dengan pesan agar memperhatikan pendidikan.

 "Sekolahan dari tempat ini sangat jauh. Apalagi kondisi jalan juga kurang baik karena berlobang dan berdebu," ungkap Lugiman.

 Akhirnya, sebelum berpulang ke Yang Maha Kuasa di 2003, Haji Lamidin pun mengungkapkan keinginannya tersebut kepada dua anaknya, Lugiman dan Tuminem. Dalam pesannya tersebut, ia ingin agar tanah miliknya tersebut ada yang dihibahkan untuk pendirian sekolahan. Namun, dirinya tidak menyebutkan angka pasti seberapa besar tanah yang harus di hibahkan.

 Walhasil, setelah melalui perundingan baik bersama keluarganya, kemudian bersama tetangga, RT dan Lurah maka pada Desember 2010 dan Februari 2011 pesan untuk menghibahkan tanah itu dijalankan. Lugiman mengungkapkan bahwa saat ini legalitas tanah yang dihibahkan itu hanya berupa surat sporadic. Makanya, ia harus menyelesaikan persoalan itu dengan pihak kelurahan.

 "Posisinya tidak berjauhan, tetapi yang untuk pemakaman kami letakkan di bagian paling belakang. Yang untuk SD di depan. Dan di antaranya itu yang masih merupakan lahan kami tinggali," ungkap Lugiman.

 Lugiman mengungkapkan, bahwa untuk mencapai lokasi sekolah yang ada harus menempuh jarak sejauh 4-5 kilometer. Di samping itu, tidak ada juga kendaraan umum yang beroperasi di tempat tersebut. Sarana transportasi yang bisa dimanfaatkan adalah menggunakan jasa ojek atau sepeda.

 "Kalau mau ngojek satu hari itu harus mempersiapkan uang Rp 10 ribu. Berangkat naik ojek, pulangnya jalan kaki,"ungkap Lugiman.

 Keprihatinan lain, bila situasi hujan atau kering, jalan bisa menjadi sangat becek atau berdebu. Kondisi seperti itu juga menjadi kekhawatiran tersendiri bagi pelajar dan orangtua terhadap kesehatan dan keselamatan anak mereka di jalan.

 Maka, dengan adanya hibah tanah ini, warga berharap agar pemerintah mempersiapkan dana untuk pembangunan SD di lokasi tersebut. Bahkan warga siap bergotong royong membangunkan sekolah tersebut bila pemerintah benar-benar berniat menyediakan dana untuk pembangunan. 

 Di lingkungan tersebut terdapat beberapa RT, 03, 04, 16,18, 26, dan 36 yang penduduknya sangat mendambakan berdirinya SD di RT 26 Kenali Asam Bawah itu. (hendri dunan)

Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved