274 Ribu Warga Jambi Miskin, BPS Sebut Jumlah Penduduk Miskin Menurun
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS ) Provinsi Jambi, persentase penduduk miskin pada Maret 2019 di Jambi mencapai 7,60 persen.
Penulis: Fitri Amalia | Editor: Teguh Suprayitno
274 Ribu Warga Jambi Miskin, BPS Sebut Jumlah Penduduk Miskin Menurun
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Menurut Badan Pusat Statistik (BPS ) Provinsi Jambi, persentase penduduk miskin pada Maret 2019 di Jambi mencapai 7,60 persen. Dikatakan Dadang Hardiwan, Kepala BPS Provinsi Jambi, persentase penduduk miskin di perkotaan dan pedesaan mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Jambi pada bulan Maret 2019 mencapai 274,32 ribu orang atau sebesar 7,60 persen dari jumlah penduduk sekitar 3,6 juta orang. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2019 berkurang sebesar 7,2 ribu orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2018 yang sebesar 281,47 ribu orang atau sebesar 7,85 persen.
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2018 sebesar 10,08 persen turun menjadi 9,81 persen pada Maret 2019.
"Sementara persentase penduduk miskin di daerah pedesaan pada September 2018 sebesar 6,80 persen turun menjadi 6,53 persen pada Maret 2019," jelasnya Senin (15/7).
Baca: Buka Rakor P4GN, Gubernur Jambi Ajak Semua Pihak Berantas Narkoba
Baca: Bupati Safrial Sampaikan Nota Keuangan dan Raperda Tentang Perubahan APBD Tahun 2019
Baca: Sebelum Ikut Seleksi CPNS 2019 segera Dibuka, BKN Minta Calon Peserta Siapkan Dokumen Ini
Baca: Video Kapal MV Soul of Luck Tabrak Crane dan Kapal Lain di Semarang, Timpa Truck Kontainer
Baca: DKI Jakarta Jadi Tuan Rumah Ajang Balap Formula E 2020, Siapkan 2 Rute Alternatif Lintasan Balapan
Lanjutnya, selama periode September 2018 - Maret 2019, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 1,4 ribu orang dari 116,50 ribu orang pada September 2018 menjadi 115,08 ribu orang pada Maret 2019.
Sedangkan di daerah pedesaan jumlah penduduk miskin turun sebanyak 5,7 ribu orang yaitu dari 164,97 ribu orang pada September 2018 menjadi 159,24 ribu orang pada Maret 2019.
Selama periode September 2018-Maret 2019, garis kemiskinan naik sebesar 4,20 persen, yaitu dari Rp 430.435 per kapita per bulan pada September 2018 menjadi Rp 448.509 per kapita per bulan pada Maret 2019.
"Sumbangan garis kemiskin
an makanan terhadap garis kemiskinan di perkotaan pada Maret 2019 tercatat 74,20 persen, sementara di perdesaan jauh lebih tinggi yang mencapai 78,12 persen," ujarnya.
Dia mengatakan peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan) baik untuk di perkotaan maupun perdesaan.
"Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan, diantaranya adalah beras, rokok kretek filter, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, cabe merah, kue basah, mie instan, dan bawang merah, sedangkan, untuk komoditi bukan makanan di antaranya adalah biaya perumahan, bensin, listrik, pendidikan, perlengkapan mandi, dan pakaian jadi anak-anak," jabarnya.
Baca: Timsus Bakal Kejar Penampung Minyak Illegal di Jambi
Baca: Diduga Selewengkan Dana Desa, Warga Desa Bukit Minta Kadesnya Dicopot
Baca: Kesal karena Diintip hingga Pernah Ajak Istri Pelaku Berhubungan Intim, Kakak Bunuh Adik Ipar
Baca: Tanggapi Amien Rais Sebut Berikan Kesempatan Jokowi-Maruf Selama 5 Tahun, Mahfud MD:Hormat Pak Amien
Selain itu Dadang mengatakan, pada periode September 2018-Maret 2019, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga menunjukkan penurunan. Indeks kedalaman kemiskinan turun dari 1,302 pada Maret 2018 menjadi 1,228 pada Maret 2019, demikian pula indeks keparahan kemiskinan turun dari 0,322 pada Maret 2018 menjadi 0,299 pada Maret 2019.
"Hal tersebut mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin mengecil," tutup Dadang.