Cerita Pilu Desa Nagoro yang Ditinggal Penduduknya, Kini Hanya Ada Boneka

Sebuah desa di Jepang ditemui tak biasa, karena ratusan penduduknya bukanlah manusia.

Editor: Teguh Suprayitno
instagram/jilied
Ratusan boneka yang menghuni Desa Nagoro di Jepang 

Cerita Pilu Desa Nagoro yang Ditinggal Penduduknya, Kini Hanya Ada Boneka

TRIBUNJAMBI.COM - Sebuah desa di Jepang ditemui tak biasa, karena ratusan penduduknya bukanlah manusia.

Sebuah desa umumnya dihuni oleh manusia yang hidup berdampingan. Namun tidak untuk Desa Nagoro di Jepang yang justru dihuni oleh ratusan boneka.

Barisan boneka yang duduk berjajar di Desa Nagoro (instagram/theguideislost)

Desa Nagoro adalah salah satu wilayah terpencil yang dikenal sebagi dasa terseram di Jepang yang dihuni oleh ratusan boneka.

Ini dikarenakan boneka tersebut dibuat seolah-olah 'hidup' dan menghuni wilayah tersebut.

Dilansir TribunTravel dari Unsual Place, Desa Nagoro berada di Pulau Shikoku dan berjarak sekitar 550 kilometer dari barat daya Tokyo Jepang.

Jika traveler berkunjung ke Desa Nagoro yang ada di Jepang ini jangan kaget, pasalnya di sini traveler akan lebih banyak melihat penduduk berupa boneka dibandingkan manusia.

Baca: Ini 7 Lokasi Wisata Instagramable di Padang yang Wajib Dikunjungi Saat Libur Lebaran

Baca: Jadwal & Link Live Streaming Badminton Australian Open 2019, Perempat Final Mulai Pukul 13.30 WIB

Baca: Hubungan Kandas dan Jadi Mantan Terindah, Verrel Bramasta Rayakan Lebaran Bersama Natasha Wilona

Baca: Tingkah Lucu Jan Ethes Diwawancara Wartawan Saat Lebaran dan Bermain di Malioboro Mall Dengan Jokowi

Boneka di Desa Nagoro Jepang (instagram/dvsdvs007)

Ini dikarenakan penduduk Desa Nagoro memang lebih banyak berupa boneka yang mencapai 270 buah.

Sedangkan penduduk manusia hanya terdiri dari 27 orang.

Menurut informasi yang ada, sebelum era reformasi, Desa Nagoro adalah salah satu wilayah tambang dan industri yang ramai penduduk.

Terletak di tengah-tengah lembah barisan pegunungan di Pulau Shikoku yang dilintasi oleh aliran sungai berarus deras membuat Desa Nagoro sempat menjadi primadona wisata dan industri di masanya.

Namun, seiring bertambah majunya teknologi dan perekonomian rakyat Jepang, Desa Nagoro lambat laun mulai kehilangan kilaunya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved