21 Tahun Lalu Soeharto Terguling dari Kursi Presiden, Berapa Mahasiswa Tewas Tertembak dan Hilang?
Pasca-Peristiwa 27 Juli 1996, timbul serangkaian peristiwa hilangnya aktivis demokrasi dan mahasiswa yang dianggap melawan pemerintahan Soeharto.
Pasca - Peristiwa 27 Juli 1996, timbul serangkaian peristiwa hilangnya aktivis demokrasi dan mahasiswa yang dianggap melawan pemerintahan Soeharto.
TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa 21 tahun lalu ini akan selalu diingat.
Pada hari ini tepat 21 tahun lalu, merupakan momen penting dalam sejarah bangsa Indonesia.
Sebab, pada Kamis (21/5/1998) pagi, Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia.
Presiden Soeharto menyatakan mundur setelah berkuasa selama 32 tahun, terhitung sejak dia mendapat "mandat" Surat Perintah 11 Maret 1966.
Baca Juga
RESMI! Pemenang Pilpres 2019: Jokowi 85.607.362 Suara, Prabowo 68.650.239
Ternyata Dua Kapal Militer Angkatan Laut Australia sudah Bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok
Prank Raffi Ahmad Diusir Ibu Mertua, Wajah Pucat Pasi, Nagita Slavina Santai-santai
Siapa Sebenarnya Orang Pendek Berkaki Terbalik di Hutan TNKS Kerinci Jambi? Ini Catatan 1900-an
Pidato pengunduran diri Soeharto dibacakan di Istana Merdeka sekitar pukul 09.00 WIB.
Dalam pidatonya, Soeharto mengakui bahwa langkah ini dia ambil setelah melihat "perkembangan situasi nasional" saat itu.
Tuntutan rakyat untuk mengadakan reformasi di segala bidang, terutama permintaan pergantian kepemimpinan nasional, menjadi alasan utama mundurnya Soeharto.
"Saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden Republik Indonesia, terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari ini, kamis 21 Mei 1998," ujar Soeharto, dilansir dari buku Detik-detik yang Menentukan, Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi (2006) yang ditulis Bacharuddin Jusuf Habibie.
Dengan pengunduran diri ini, Soeharto menyerahkan kekuasaan kepresidenan kepada Wakil Presiden BJ Habibie.
"Sesuai dengan Pasal 8 UUD ’45, maka Wakil Presiden Republik Indonesia Prof H BJ Habibie yang akan melanjutkan sisa waktu jabatan Presiden Mandataris MPR 1998-2003," ucap Soeharto.
Perjuangan mahasiswa Gerakan reformasi merupakan penyebab utama yang menjatuhkan Soeharto dari kekuasaannya.

Aksi demonstrasi ini mulai terjadi sejak Soeharto menyatakan bersedia untuk dipilih kembali sebagai presiden setelah Golkar memenangkan Pemilu 1997.
Situasi politik saat itu memang penuh dinamika, terutama setelah terjadinya Peristiwa 27 Juli 1996 di kantor DPP PDI, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.