Isi Percakapan Sugeng dengan Korban Mutilasi Beberapa Menit, Perempuan Itu yang Minta Dimutilasi
Pengakuan Sugeng, korban itu yang meminta untuk dibunuh. Namun, korban sudah mati lebih dulu. Akhirnya Sugeng melakukan mutilasi menggunakan gunting.
Pengakuan Sugeng Santoso, korban itu yang meminta untuk dibunuh. Namun, korban sudah mati lebih dulu. Akhirnya Sugeng melakukan mutilasi menggunakan gunting.
TRIBUNJAMBI.COM - Tubuh seorang perempuan ditemukan dalam kondisi dimutilasi di Pasar Besar Malang, Selasa (15/5/2019).
Penyebab kematian perempuan 34 tahun tanpa identitas diduga bukan karena dibunuh.
Sebelumnya terduga pelaku, Sugeng Santoso (49), mengaku melakukan mutilasi, namun tidak membunuh.
Kebenaran fakta tersebut diungkapkan kepolisian.
Kepolisian juga turut membeberkan asal usul dan alasan surat wasiat hingga juga tulisan di tembok dibuat.
Baca Juga
Siapa Sebenarnya Hairul Anas Suaidi? Pencipta Robot Pemantau IT KPU Ternyata Ponakan Mahfud MD
Daftar Tokoh BPN yang Tak Setuju Langkah Prabowo Tolak Hitungan Pilpres 2019 dari KPU
Real Count KPU pada Jumat (17/5/2019) Pukul 07.00 WIB, Banyak Perubahan di Daerah-daerah Ini
Keluarga Agnez Mo yang Tak Pernah Terungkap ke Publik, Akhirnya Terungkap Foto-foto Ibu-Ayahnya
Mengapa Anak Bopak Castello dari Istri Pertama Bisa Berwajah Bule? Kisruh Rumah Tangga Pelawak
Dikutip dari SuryaMalang.com, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, mengungkapkan hasil uji forensik terhadap potongan tubuh korban.
Dari hasil forensik tersebut, diketahui korban tewas lantaran mengidap penyakit yang menyerang organ paru-paru.
Secara tegas, Frans Barung menegaskan bahwa korban bukanlah korban pembunuhan.
"Untuk sementara korban meninggal karena sakit paru-paru akut yang ini dibuktikan dengan hasil doktoral forensik," katanya saat ditemui awakmedia di ruangnnya, Kamis (16/5/2019).
"Artinya di situ tidak ada pembunuhan sebagaimana yang kita maksud," lanjutnya.
Setelah korban tewas, Sugeng ternyata tak langsung memutilasinya.
Korban baru dimutilasi oleh Sugeng tiga hari setelah kematian.
"Maka dari itu di lokasi tidak terdapat bekas darahnya lagi karena korban sudah meninggal tiga hari sebelumnya," kata Frans Barung.
