Perpindahan Ibu Kota Negara

Kalimantan Menguat Jadi Kandidat Ibu Kota Pengganti DKI Jakarta, Namun Harus Banyak Berbenah

Berdasarkan agenda yang diterima, Jokowi akan lepas landas menggunakan pesawat kepresidenan dari Bandara Halim Perdanakusuma sekitar pukul 09.00 WIB d

Penulis: andika arnoldy | Editor: andika arnoldy
Theresia Felisiani
Presiden Jokowi di Sulut 

TRIBUNJAMBI.COM- Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (7/5/2019).

Berdasarkan agenda yang diterima, Jokowi akan lepas landas menggunakan pesawat kepresidenan dari Bandara Halim Perdanakusuma sekitar pukul 09.00 WIB dan diperkirakan mendatar di Balikpapan sekitar pukul 11.30 WITA.

Kedatangan Jokowi ke Kaltim untuk meninjau salah satu kandidat lokasi sebagai Ibu Kota Negara pengganti DKI Jakarta yaitu Taman Hutan Raya Bukit Soeharto di Kutai Kartanegara. 

Presiden Jokowi telah memutuskan pemindahan ibu kota negara ke luar Pulau Jawa. Namun, terkait lokasinya hingga saat ini belum diputuskan.

Baca: Reaksi Fahri Hamzah Saat Ditanya Kenapa Datang ke Acara Bukber Jokowi, Padahal Suka Kritik Pedas

Baca: Rapat Pleno Penghitungan Suara di Kota Jambi Aman dan Kondusif, Peserta Ucapkan Terima Kasih

Baca: Pagi Ini, Presiden Jokowi Terbang ke Kalimantan Tinjau Calon Ibu Kota Baru Pengganti DKI Jakarta

Pada 14 Juli 2018, pemerintah mulai melakukan persiapan pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan.

Hal itu terindikasi dari kegiatan pemetaan yang dilakukan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) di sejumlah wilayah di Kalimantan.

Pejabat Sekda Kalteng Fahrizal Fitri mengatakan pemerintah pusat telah mempersiapkan tiga alternatif yang menjadi lokasi baru ibu kota Indonesia.

Tiga kota yang menjadi alternatif lokasi ibu kota yang baru yakni Palangkaraya dan sekitarnya Provinsi Kalteng, Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan, serta Panajam dan sekitarnya Provinsi Kalimantan Timur.

"Untuk mengkaji memilih tiga lokasi yang jadi alternatif ini, pemerintah pusat melibatkan Bank Dunia. Alasan pelibatan Bank Dunia ini, karena pemerintah pusat menganggap lembaga itu independen dan objektif dalam mengambil keputusan," kata dia, Jumat (14/7/2018), dilansir Kompas.com.

Sementara mengenai adanya getaran gempa di Kabupaten Katingan, Fahrizal meyakini tidak akan mempengaruhi rencana memindahkan ibu kota Indonesia ke wilayah ini.

Sebab, getaran gempa tersebut tidak terlalu berbahaya dan sangat jarang terjadi.

"Saya lahir di Kalteng ini, umur saya pun hampir 50 tahun, tapi baru kali ini mendengar ada getaran gempa. Getarannya pun sangat sebentar. Jadi, tidak akan mempengaruhi rencana pemindahan ibu kota negara Indonesia," demikian Fahrizal.

Terkait dengan pemindahan ibu kota ini, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil mengatakan, daerah yang bisa menjadi ibu kota baru harus memenuhi berbagai persyaratan.

"Yang kami lihat pertama topografi, tidak daerah banjir, bukan rawa-rawa, sampai dengan air, dan aspek kecocokan sebuah kota," ujar Sofyan di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2018).

Dia menegaskan, pemilihan ibu kota baru telah diputuskan diluar Pulau Jawa.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved