Pilot Pesawat Soeharto sudah Teken 'Surat Kontrak Siap Mati', Disergap Jet Musuh di Irian Barat
Pilot pesawat yang ditumpangi Soeharto ternyata sudah menandatangani 'surat kontrak siap mati'. Perasaan takut pilot tempur itu sama sekali hilang.
Pilot pesawat yang ditumpangi Soeharto ternyata sudah menandatangani 'surat kontrak siap mati'. Perasaan takut pilot tempur itu sama sekali hilang.
TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa ini terjadi pada 1962, saat operasi komando pembebasan Irian Barat digelar.
Sebuah pesawat transport Convair CV-340 nyaris disergap pesawat Neptune Belanda.
Padahal, di dalam pesawat yang sedang melakukan terbang patroli malam itu terdapat Panglima Komando Mandala, Mayjen Soeharto.
Di medan tempur yang makin memanas, keberadaan para panglima perang atau komandan tertinggi menjadi demikian penting karena sangat menentukan jalannya pertempuran.
Baca Juga
Soeharto Waswas, Langsung Bubarkan Pertemuan Menteri di Jalan Cendana, Jenderal M Jusuf Gebrak Meja
Ramalan Soeharto Terbukti, Namun Beberapa Tahun Sebelumnya The Smilling General Lengser
Foto Luna Maya Belum Mandi Bikin Kesengsem, Close Up Hingga Pori-pori Wajah Kelihatan
Kisah Cinta Rien Wartia Trigina (33) dan Andre Taulany (45), Awalnya Seperti Om-om, Akhirnya Nempel
Siapa Sebenarnya Rien Wartia Trigina? Ini Kisah Cinta dan Postingan IG yang Berbuntut Laporan Polisi
Para komandan tempur yang sukses memimpin anak buahnya selain menjadi tokoh kunci juga menjadi target utama pasukan musuh.
Untuk melindungi keberadaan dan mobilitas para panglima perang selain dijaga oleh pasukan terlatih juga didukung oleh informasi yang serba rahasia pada setiap sepak terjang para panglima perang.
Tapi misi melindungi para panglima perang menjadi sangat riskan ketika mereka sedang melaksanakan mobilitas menggunakan pesawat terbang.
Ketika pecah konflik militer antara Indonesia dan Belanda untuk memperebutkan wilayah Irian Barat (Papua) pada 1962, para pilot maskapai penerbangan Garuda turut dilibatkan dalam operasi militer untuk menerbangkan pesawat-pesawat transport.
Sebelum melaksanakan tugas di medan tempur, mereka dilatih terlebih dahulu dengan latihan dasar militer dan selanjutkan mendapatkan pangkat perwira penerbang.

Pesawat-pesawat transport yang diterbangkan oleh para pilot Garuda yang kemudian dikenal sebagai Wing Garuda (WG) dan Wing Garuda 011 (WG 011) itu antara lain C-47 Skytrain, DC-3 Dakota, dan Convair CV-340.
Misi tempur yang harus dilaksanakan para pilot WG dan WG 011 tidak selalu berjalan mulus, karena penerbangan mereka kerap dihadang cuaca buruk serta sergapan pesawat-pesawat tempur Belanda yang cukup canggih pada saat itu.
Saat itu, musuh pesawat Indonesia adalah pesawat Hawker Hunter MK-06, Firefly AS-4, Neptune P2V-7 dan Invander B-26 yang lebih modern.
Kunyah Beling & Gigit Kepala Ular, Anggota Kopassus Buat Pasukan Elite AS Bingung & Gelisah di Hutan
Viral Skripsi Setebal 1000 Halaman Ternyata Ini yang Dibahas dalam Tulisannya tentang Artis Branding
Penjelasan Mahfud MD, Bila Real Count KPU Beda dengan Verifikasi C1, Maka Ini yang Terjadi
Selain sergapan pesawat tempur, para pilot WG juga harus mampu menghindari radar Belanda yang telah dipasang di sejumlah strategi di kawasan Irian Barat.