Pemilu 2019
Anggap Banyak Kecurangan, Said Sidu Sebut Kecurangan di Pemilu 2019 Terstruktur, Sistemik & Masif
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menganggap, kecurangan-kecurangan yang terjadi selama Pemilu 2019 bersifat terstruktur dan sistemik.
Anggap Banyak Kecurangan, Said Sidu Sebut Kecurangan di Pemilu 2019 Terstruktur, Sistemik & Masif
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Polemik pemilu 2019 terus bergulir.
Akhir-akhir ini, sebagian masyarakat mengeluhkan adanya kecurangan bahkan sebelum, saat dan sesudah pesta demokrasi lima tahunan itu berlangsung.
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menganggap, kecurangan-kecurangan yang terjadi selama Pemilu 2019 bersifat terstruktur dan sistemik.
Baca: Jokowi Kalah di Wilayahnya, Bupati Mandailing Natal Mengundurkan Diri, PH: Surat Tak Penuhi Syarat
Baca: Disebut Cowok, Lucinta Luna Buka Baju Depan Deddy Corbuzier: Pergi! Lo Berurusan Dengan Polisi!
Baca: Ramalan Zodiak Mingguan 21-27 April 2019 - Pekan Baik Aries, Capricorn Perhatikan Kesehatanmu
"Kami menilai sudah terjadi kecurangan yang berlangsung secara terstuktur, sistemik dan masif dalam Pemilu 2019 ini," ucap Said Didu dalam acara Gerakan Nasional Selamatkan Demokrasi di kawasan SCBD, Jakarta, Minggu (21/4/2019).
Dia memaparkan, yang dimaksud kecurangan struktur yakni kecurangan melibatkan penyelenggara pemilu hingga pejabat dalam struktur pemerintahan untuk memenangkan salah satu calon, dalam hal ini, paslon kubu petahanan Joko Widodo dan Maruf Amin.
"Mulai dari perencanaan DPT(daftar pemilih tetap) 17 juta lebih tak terselesaikan sampai libatkan bupati lurah RT RW secara nyata itu bagaikan penonton sudah teriak semua tapi wasit tak mau tiup peluit," jelas mantan stafsus Menteri ESDM itu.
"Aparat juga banyak sekali di video kita dapat secara nyata terlibat, BUMN secara nyata terlibat komisaris direksi nyata terlibat pemilu tapi dibiarkan," lanjutnya.
Baca: Ramalan Cinta, Keuangan & Kesehatan Zodiak Senin 22 April 2019 - Pisces Stres, Aquarius Awas Badai
Baca: VIDEO Amatir Suasana Pasca-Ledakan Bom di Sri Lanka hingga Pemberlakuan Jam Malam
Kemudian sistemik artinya kecurangan tersebut, menurut dia, memiliki pola yang sama.
"Mulai daei perencanaan, pelaksanaan sampai perhitungan suara ini sudah terkoordinasi. Polanya sama saja," tuturnya.
Terkait kecurangan masif, Said Didu menilai pelanggaran telah terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri.
Dia mencontohkan dari penemuan Bawaslu bahwa ada 6,7 surat suara yang tidak sampai ke pemilik suara.
"Pertanyaanya kalau tak terkirim siapa yang nyoblos. KPU boleh bela dirinya tapi mereka tidak selesaikan tugasnya sesuai amanah," tandas dia.
Menurutnya bila kecurangan terus terjadi, maka perlu dilaksanakan pemilu ulang.
Said mengaku khawatir banyak masyarakat tak puas terhadap hasil pemilu, sehingga terjadi krisis kepercayaan.
Baca: Hasil Liga Spanyol - Real Madrid Menang, Berbekal 64 Poin Bertengger di Posisi 3 Klasemen Sementara