Kondisi Terkini Ani Yudhoyono, Setiap Hari Harus Terima Transfusi Darah, Perhatikan Matanya
Kondisi terkini istri Susilo Bambang Yudhoyono itu masih belum ada perubahan, setiap hari harus menerima transfusi darah.
Kondisi terkini istri Susilo Bambang Yudhoyono itu masih belum ada perubahan, setiap hari harus menerima transfusi darah.
TRIBUNJAMBI.COM - Setiap hari, Ani Yudhoyono harus mendapat transfusi darah.
Kondisi terkini istri Susilo Bambang Yudhoyono itu masih belum ada perubahan.
Ani Yudhoyono divonis menderita kanker darah atau leukimia pada pertengahan Februari 2019.
Karenanya, Kristiani Herawati atau Ani Yudhoyono, yang akrab disapa Ibu Ani, harus menjalani perawatan intensif dan kemoterapi di National University Hospital, Singapura.
Selain perawatan intensif dan kemoterapi, Ibu Ani juga harus mendapatkan transfusi darah dan tombosit secara berkala.
Baca Juga
Jebakan Supaya Nicholas Saputra Mau Selfie, Keputusan Penting Dian Sastro antara Rangga dan Cinta
Pasangan Jokowi-Maruf Unggul di Quick Qount, Remaja Jawa Timur, Sembelih Sapi 1 Ton Buat Syukuran
UPDATE Real Count KPU Pukul 06.00 WIB, Jokowi-Maruf 56,39 % dan Prabowo-Sandi 43,60 %
2 Doa Ranty Maria Jelang Pernikahan Ammar Zoni-Ibel, Sebenarnya its not my business anymore
Jadwal Misa Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci dan Paskah 33 Gereja Katolik di Jakarta
Hal itu disampaikan menantu pertama Ibu Ani, Annisa Pohan, ketika Grid.ID temui di kawasan Tendean, Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (16/4/2019).
"Donor darah beliau hampir setiap hari, transfusi darah ataupun trombosit. Ini pergantian selang-seling," kata Annisa.
Istri Agus Yudhoyono ini juga menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasihnya pada seliruh pendonor darah.
"Kami sangat menghargai orang-orang yang mendonorkan darah dengan sukarela itu. Kami sebagai keluarga, apalagi ibu Ani yang merasakannya langsung manfaat dari darah-darah tersebut," sambungnya.
Agus Yudhoyono pun mengungkapkan hal senada dengan sang istri.
Apalagi Agus Yudhoyono juga sempat aktif menggalakan kegiatan donor darah ketika masih aktif sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI) beberapa tahun silam.
"Satu kantung darah menyelamatkan jiwa. Sebetulnya saya dulu aktif yah mengkampanyekan donor darah sejak saya masih di TNI dan di kampus-kampus," ujar Agus.
Agus pun akhirnya benar-benar bisa merasakan manfaat donor darah ketika sang ibunda divonis penyakit leukimia.
