Banyak Tak Tahu, Ternyata YouTube Gunakan 2 Cara ini untuk Uji Kualitas Konten Video
Artinya metriks tersebut akan membawa perubahan bagi konten-konten yang dianggap berkualitas, dan seharusnya lebih banyak mendapat apresiasi berupa
Banyak Tak Tahu, Ternyata YouTube Gunakan 2 Cara ini untuk Uji Kualitas Konten Video
TRIBUNJAMBI.COM - Platform berbagi video terbesar, YouTube seringkali mendapat kritikan.
Utamanya soal algoritma yang kerap mengatrol video-video yang cenderung kurang berkualitas dan tak jarang kontroversial.
Akhirnya, YouTube menjawab kritikan tersebut dengan membuat dua buah metrik baru yang dipasang secara internal.
Salah satu metriks digunakan untuk mengukur waktu total yang dihabiskan orang-orang di platform YouTube, termasuk ketika mereka meninggalkan komentar dan membacanya, tak hanya mengukur lamanya mereka menonton video.
Sementara metriks lainnya bernama "quality watch time" yang digunakan untuk mengukur konten secara lebih konstruktif, bukan konten yang sekadar membuat penonton berlama-lama menonton video di YouTube.
Baca: Seruan Makan Babi Usai Mencoblos, Grace Natalie Berikan Klarifikasi, Ternyata Hoax, Ini Videonya
Baca: Ulah Reino Barack! Syahrini ke TPS dengan Kaki Pincang & Diperban: Negeri Ini Jangan Terluka!
Baca: Prabowo Batal Naik Kuda ke TPS: Saya Takut Banyak Wartawan, Sebut Target Menang Pemilu 63 Persen
Baca: Jadi Sorotan, Kaesang Pangarep Ingatkan Aturan di TPS,Tulis Keinginan Celupkan Lima Jarinya ke Tinta
Baca: Padahal Akan Resmi Jadi Istri Ammar Zoni, Irish Bella Malah Merasa Sedih Alami Perubahan Ini
Artinya metriks tersebut akan membawa perubahan bagi konten-konten yang dianggap berkualitas, dan seharusnya lebih banyak mendapat apresiasi berupa iklan dan penonton.
Sebelumnya, YouTube hanya menggunakan engagement - seberapa banyak waktu yang dihabiskan orang untuk menonton video - untuk mengukur kesuksesan sebuah video.
Tak perduli apakah video tersebut berkualitas ataukan video negatif yang berisi konspirasi. YouTube belum menjelaskan bagiamana cara kerja metrik "quality watch time" ini dan bagaimana cara mengkomunikasikannya kepada para kreator agar lebih banyak membuat video berkualitas.
Baca: Sambil Nunggu Pesanan Pizza, Dua Sejoli Terekam CCTV Berbuat Mesum di Konter Tunggu
Baca: Meski Dibongkar Oleh Para Tetangga, Hilda Vitria Ngotot Belum Pernah Menikah dengan Kriss Hatta
Baca: Jokowi Didampingi Iriana, Prabowo Bersama Fadli Zon, Ini Reaksi Mereka Usai Mencoblos di TPS
Baca: Ruben Sindir Ivan Gunawan Ketika Salting Saat Dipeluk Mesra Ayu Ting Ting Sepulang dari Turki
Pihaknya hanya menjelaskan bahwa metrik ini akan dikelola oleh tenaga manual dan software.
Sebab, menentukan kriteria video berkualitas atau video mana yang lebih "bertanggung jawab" memang pekerjaan sulit.
Tak hanya untuk sebuah mesin algoritma bahkan untuk manusia sendiri takaran "berkualitas" akan berbeda.
Metrik "quality watch time" ini diharapkan membawa perubahan dan mempengaruhi sektor lain di platform ini, seperti sistem rekomendasi.
YouTube dan perusahaan lain di bawah naungan Alphabet - perusahaan induk yang juga menaungi Google - menggunakan metriks sebagai alat menentukan keputusan bisnis dan keputusan teknis.
Seperti bagaimana membayar gaji para pegawai dan membuat software penting seperti sistem rekomendasi video.