Terapkan Hukum Newton, Siswa SMPN 11 Batanghari Jambi Berhasil Terbangkan Roket Air
Siswa kelas VIII SMPN 11 Batanghari Jambi mengikuti kegiatan pembelajaran tentang pembuatan roket air.
Penulis: Fitri Amalia | Editor: Teguh Suprayitno
Aplikasikan pelajaran IPA, Siswa SMPN di Batanghari berhasil membuat roket air.
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Siswa kelas VIII SMPN 11 Batanghari Jambi mengikuti kegiatan praktik baik pembelajaran tentang pembuatan roket air di sekolah setempat, Selasa, (19/3).
Setelah roket air tersebut selesai dibuat, kemudian diluncurkan. Menurut guru pendamping, Titien Suprihatien, kegiatan tersebut merupakan bentuk aplikasi dari mata pelajaran IPA. Pembuatan roket air tersebut, siswa membawa sendiri botol bekas air mineral dan dan untuk ujung serta sayap roketnya dari karton.
”Tujuan agar siswa dapat memahami konsep tekanan pada zat cair dan gas serta tentang hukum III Newton atau hukum aksi reaksi,” tambahnya.
Baca: 25 Pasangan di Tanjab Barat Jambi Ikuti Nikah Massal di Sidang Isbat Nikah
Baca: Os, Pengusaha Keripik Pisang yang Aktif di PKK, Bersyukur Dibantu dan Dibimbing Pemerintah
Baca: Sebentar Lagi Dana Desa Bakal Cair, Ini Persyaratan yang Harus Dituntaskan
Baca: Siapkan Anggaran Rp77 Miliar Lebih, TTP ASN di Pemkab Batanghari Bakal Dibayar Bulan Ini
Teori peluncuran roket air umumnya sama dengan teori melepaskan balon ke atas, roket air memberikan gaya aksi yang sangat besar pada udara dengan mendorong udara keluar dari dalam botol dan mendorong air keluar. Jumlah Air yang paling ideal untuk dimasukkan ke dalam roket adalah 1/3 botol agar menghasilkan luncuran paling jauh. Tekanan udara yg diberikan ke botol air mineral berasal dari pompa sepeda
”Sehingga tekanan di luar botol sangat besar dan dapat melontarkan roket air meluncur ke atas melawan gaya gravitasi, luncuran roket merupakan konsep gerak parabola” tukasnya. Kemudian tutup botol dipasangkan klep ban.
Selain itu, Titien juga mengingatkan percobaan ini harus hati-hati, “Karena tiba-tiba saja roket langsung meluncur, perlu kehati-hatian,” tukasnya.
Titien sebelumnya telah mendapat pelatihan dari Tanoto Fondation untuk model pembelajaran MIKiR. MIKiR merupakan singkatan dari Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi setelah mendapatkan pelatihan dari Tanoto Foundation. Siswa mendapatkan pembelajaran dari model pembelajaran MIKiR.
”Ini merupakan kegiatan pembelajaran MIKiR yang dilakukan di luar kelas, praktik baik dari sekolah,” ujar Titien.
Dirinya berharap, siswa semakin aktif dengan pembelajaran aktif tersebut,
”Saya mendapatkan banyak inspirasi tentang pembelajaran aktif setelah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Tanoto Foundation,” ujarnya.
Salah seorang siswa, Muhammad Syaifullah mengaku senang dengan pembelajaran tersebut, “Belajarnya jadi menyenangkan, tidak sulit dan mudah dipahami,” pungkasnya.
Baca: Kemenangan Andrea Dovizioso Dikecam! Ducati Dituding Gunakan Komponen Ilegal Pada Balapan MotoGP
Baca: Gara-gara Komentar Andi Arief, Karni Ilyas Ubah Tema ILC Malam Ini Soal OTT Romahurmuziy
Baca: VIDEO: Detik-detik Menteri Susi Semprot Anggota Dewan saat Rapat karena Pemakaian Plastik
Baca: Pelegalan Cagar Budaya, Ini Peran Penting Tim Khusus yang Belum Dimiliki Provinsi Jambi
