Meski Musim Hujan, BPBD Tanjab Barat Imbau Warga Tetap Waspadai Api

meski musim hujan tidak menutup kemungkinan munculnya titik api yang menyebabkan Karhutla, dikarenakan lahan di Tanjab Barat, gambut.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Teguh Suprayitno
Tribunjambi/Darwin
Kepala Pelaksana BPBD Tanjab Barat, Kosasih. 

Laporan Wartawan Tribunjambi.com, Darwin Sijabat 

TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL - Meski musim penghujan, BPBD Tanjab Barat tetap mengimbau agar masyarakat waspada dengan api, terutama bisa menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Hal ini disampaikan, Kepala Pelaksana BPBD Tanjab Barat, Kosasih. Menurutnya, meski musim hujan tidak menutup kemungkinan munculnya titik api yang menyebabkan Karhutla, dikarenakan pada umumnya lahan di Kabupaten Tanjab Barat merupakan lahan gambut.

"Kita menghimbau kepada masyarakat Tanjab Barat khususnya agar tidak membakar lahan meski pada musim penghujan. Tanah kita ini tanah gambut, di atas pepohonan di bawah gambut masih kering, yang namanya gambut ini sama dengan obat nyamuk," ujar Kosasih.

Baca: Prabowo Ungkap Alasan Kenapa Banyak Orang Tak Suka Padanya

Baca: Rencanakan Bangun Tiga Jembatan untuk PT Semen Baturaja, Pemkab Sarolangun Anggarkan Rp 38,5 Miliar

Baca: Daftar Komplit Gaji PNS 2019 Usai Penetapan NIP, Golongan dan Juga Gaji pensiunan, Update di BKN

Baca: Lagi, Mbah Moen Doakan Jokowi, di Periode Kedua Lebih Baik

Karena itu, kata dia meski api sudah padam namun tetap masih menimbulkan panas yang pelan - pelan menjadi titik api. "Untuk itu kita tetap waspada, tim kita stanbye 24 jam memantau dari alat satelit yang disediakan oleh BMKG," jelasnya.

Selain itu, upaya pencehahan BPBD juga melakukan sosialisi pra bencana kepada masyarakat agar sadar bencana. Dikatakan Kosasih, pihaknya akan datang ke lokasi-lokasi rawan bencana untuk membuat masyarakat agar sadar bencana.

"Kita membangkitkan kesadaran masyarakat bahwa mereka itu tinggal di daerah berbasis rawan, tujuan kita di lokasi rawan tersebut baik anak-anak maupun orang tua," sebutnya.

Dia mencontohkan, seperti daerah rawan longsor, warga masih ngotot ingin membangun rumah dilokasi itu, kalau daerah rawan banjir masih ada juga warga yang membangun lantai dasar lebih rendah dari jalan.

"Begitupun juga dengan rawan karhutla, kadang masyarakat tidak sadarnya disitu, bakar sampah dedaunan di kebun, buang puntung rokok sembarang. Nah ini tujuan kita agar mereka sadar dampak dari perbuatan mereka bisa mengakibatkan kerugian bagi mereka sendiri maupun orang banyak," pungkas Kosasih.

Baca: Rencanakan Bangun Tiga Jembatan, Cek Endra Ingin PT Semen Baturaja Cepat Beroperasi di Sarolangun

Baca: Matahari Angso Duo Berikan Diskon Hingga 50 Persen, Ada Promo Khusus untuk Wardah

Baca: Dua Maskapai Turunkan Harga Hingga 40 %, Jakarta-Palembang Kini Mulai Rp 600 Ribuan

Baca: Lokasi Terpencil, Kokinya Baru Belajar Masak Umur 30 Tahun, Raih Restoran Terbaik 2019

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved